, HAWA – Dubes Palestina menangis ketika menyampaikan pidato emosional dalam Sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa () pada 28 Mei 2025. Dalam pernyataannya, Riyad Mansour menggambarkan penderitaan anak-anak yang mengalami kelaparan akibat konflik dan blokade wilayah.

Mansour menangis sambil menyebutkan bahwa api dan kelaparan melahap anak-anak Palestina.

“Api dan kelaparan melahap anak-anak Palestina.” sebutnya terisak.

menceritakan bagaimana sipil mengalami tekanan, terutama anak-anak yang kehilangan akses pangan dan pengobatan.

Operasi militer Israel yang berlangsung di turut memperburuk kondisi. Israel menjalankan Operasi Gideon’s Chariot, yang melibatkan lima divisi tempur. Kebijakan pembatasan menyebabkan masuknya truk bantuan sangat terbatas. Menurut Reuters, hanya beberapa truk yang berhasil membawa pasokan sehari sebelum pidato berlangsung.

Organisasi kemanusiaan seperti UNRWA melaporkan bahwa persediaan bahan bakar hampir habis. Pelayanan kesehatan dan distribusi bantuan terhenti karena pasokan tidak mencukupi. WHO juga telah menyampaikan peringatan serupa, terkait potensi kelaparan massal di .

Dubes Palestina menangis sambil menyampaikan bahwa juga memiliki cucu, dan memahami beratnya kehilangan anak dalam sebuah keluarga.

“Saya punya cucu… Saya tahu apa arti mereka bagi keluarga mereka.” ungkapnya

Mansour juga menyuarakan tekad rakyat Palestina untuk bertahan.

“Kami berakar di Palestina lebih dalam dari pohon zaitun, kami tidak akan pergi, kami tidak akan layu. ” tambahnya

menyampaikan bahwa rakyat Palestina akan terus menuntut hak-hak mereka.

Pihak Israel menyampaikan bahwa bantuan hanya akan mereka terima dalam jumlah minimum untuk mencegah kelaparan. Sikap tersebut menimbulkan kecaman dari sejumlah negara dan organisasi internasional yang mendorong pembukaan akses kemanusiaan secara penuh.

Dubes Palestina menangis sebagai bentuk seruan mendesak kepada komunitas internasional agar segera mengambil langkah nyata. Krisis di Gaza terus menimbulkan korban, terutama di kalangan anak-anak yang terdampak langsung oleh konflik dan blokade berkepanjangan.LIA