TOKYO, merevisi perkiraan dampak gempa besar di Palung Nankai, dengan potensi korban jiwa mencapai 298.000 orang. Jumlah ini diperkirakan hampir 100 kali lebih banyak dibandingkan korban bencana gempa, tsunami, dan likuifaksi yang melanda Palu, Sulawesi Tengah (), pada 28 September 2018, yang menewaskan 3.879 orang.

Menurut laporan terbaru satuan tugas gempa yang dirilis pada 31 Maret 2025, sekitar 215.000 dari total korban diperkirakan tewas akibat tsunami, dengan asumsi hanya 20 persen warga yang akan segera mengungsi. Jika tingkat evakuasi meningkat menjadi 70 persen, jumlah korban tsunami bisa turun menjadi 94.000 jiwa.

Bencana di 2018 mengakibatkan 1.252 korban meninggal akibat tsunami. Selain itu, likuifaksi di beberapa wilayah, seperti Petobo dan Balaroa, menyebabkan ribuan rumah tertimbun lumpur.

Perkiraan terbaru juga menunjukkan bahwa lebih dari 12,3 juta orang di berpotensi mengungsi akibat gempa besar di Palung Nankai.

Sebanyak 764 kota di 31 prefektur diperkirakan mengalami guncangan kuat atau tsunami setinggi minimal tiga meter.

Meski jumlah korban tewas dalam skenario terburuk sedikit menurun dari proyeksi sebelumnya pada tahun 2012, angka kerusakan ekonomi justru meningkat.

Laporan terbaru memperkirakan kerugian mencapai 270 triliun yen, naik dari estimasi sebelumnya sebesar 214 triliun yen. Faktor inflasi serta data analisis terbaru tentang dampak tsunami dan terhadap berbagai wilayah menjadi penyebab peningkatan tersebut.

Palung Nankai. : Wikipedia

Satuan tugas gempa Jepang juga mengungkapkan bahwa dampak paling besar diperkirakan terjadi di Prefektur Shizuoka, dengan kemungkinan korban tewas mencapai lebih dari 100.000 orang.

Kota-kota besar seperti Tokyo dan Osaka juga masuk dalam wilayah yang berpotensi terdampak langsung.

Sebagai langkah mitigasi, Jepang akan merevisi rencana pencegahan bencana, memperluas zona prioritas evakuasi, serta membentuk badan baru untuk pencegahan bencana pada tahun fiskal 2026.

Pembangunan infrastruktur ketahanan bencana juga akan dipercepat guna mengurangi potensi korban jiwa dan kerusakan akibat gempa di masa mendatang.*/LIA