, HAWA – Umat Islam di merayakan Idul Adha tidak hanya dengan menyembelih hewan kurban, tetapi juga menjalankan tradisi Idul Adha yang tumbuh dari kekayaan budaya lokal. di berbagai daerah turut melestarikan tradisi ini melalui peran dalam keluarga, komunitas, hingga kegiatan sosial.

Di Yogyakarta, masyarakat menggelar tradisi Grebeg Besar. Keraton Yogyakarta menyusun gunungan dari hasil bumi, lalu mengaraknya ke Gedhe Kauman. berebut isi gunungan sebagai simbol berkah. Yogyakarta biasanya menyiapkan sajian tradisional dan pakaian adat untuk mendukung rangkaian acara ini.

Di Sumatera Barat, masyarakat menjalankan tradisi Balega Kurban, yaitu gotong royong dalam membagi daging ke seluruh kampung. Para berperan sebagai koordinator pembagian, sekaligus memastikan keluarga yang membutuhkan mendapatkan bagian setara.

Di Lombok, mengikuti tradisi Mebat, yaitu kegiatan memasak daging kurban secara besar-besaran. Perempuan memasak bersama di dapur umum dan menyajikan makanan untuk tetangga serta tamu. Tradisi ini memperkuat ikatan sosial dan menunjukkan peran perempuan dalam kehidupan komunal.

Di Kalimantan Selatan, masyarakat mengenal tradisi Batumbang, yaitu acara makan bersama usai menyembelih kurban. Keluarga dan tetangga berkumpul untuk menikmati hidangan sambil mempererat silaturahmi. Banyak mengambil peran utama dalam mengatur menu dan penyajian makanan khas daerah.

Umat Islam di seluruh tetap menjaga semangat syariat kurban, sambil merawat Tradisi Idul Adha yang tumbuh secara turun-temurun. Tradisi ini bukan hanya perayaan, tetapi juga sarana pendidikan keluarga dan penguat solidaritas sosial.

Informasi resmi tentang pelaksanaan kurban dapat diakses melalui Kementerian Agama, sedangkan pelestarian budaya juga menjadi perhatian lembaga seperti Kemendikbudristek.LIA