BANTUL, HAWA – Gempa Jogja terjadi pada Selasa, 27 Mei 2025, pukul 07:55:05 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa sebesar 5.7 dengan episenter berada di laut, 265 km barat daya Pacitan, Jawa Timur, pada kedalaman 10 km.

Gempa ini terasa di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, termasuk Bantul, Gunungkidul, dan Klaten, serta sebagian wilayah Cilacap. BMKG menyebut gempa terasa dalam skala II MMI. Artinya, getaran hanya dirasakan oleh sebagian orang di dalam bangunan dan tidak menyebabkan kerusakan.

BMKG juga menegaskan bahwa gempa Jogja ini tidak berpotensi tsunami. Hingga berita ini turun, belum ada laporan mengenai korban jiwa atau kerusakan bangunan.

Perbandingan dengan Gempa 27 Mei 2006

Gempa Jogja ini terjadi tepat pada tanggal yang sama dengan gempa besar 2006. Saat itu, gempa berkekuatan 5.9 hingga 6.3 M mengguncang wilayah Yogyakarta dan sekitarnya pada pukul 05:53 WIB.

Gempa 2006 berpusat di darat, dekat Sesar Opak, menyebabkan lebih dari 5.700 korban jiwa, lebih dari 37.000 orang luka-luka, dan merusak lebih dari 200.000 . Lokasi episenter yang dekat dengan permukiman padat menjadi penyebab utama tingginya dampak. Data ini tercatat dalam laporan Wikipedia dan BPBD Bantul.

Sebaliknya, gempa Jogja 2025 berpusat jauh di laut, dengan jarak lebih dari 250 km dari daratan. Hal ini mengurangi intensitas getaran dan meminimalkan risiko kerusakan. Skala II MMI menunjukkan dampak yang sangat terbatas.

Meskipun gempa Jogja 2025 hanya sedikit lebih kecil dari 2006, perbedaan lokasi episenter sangat menentukan. Energi gempa yang terjadi di laut cenderung teredam oleh air, tidak langsung menghantam permukiman padat seperti pada kejadian 2006.

Kedalaman 10 km tergolong dangkal, namun karena pusat gempa berada jauh dari daratan, intensitas gempa bagi masyarakat menjadi rendah. Pada 2006, gempa juga tergolong dangkal dan langsung menghantam wilayah padat penduduk di Yogyakarta dan sekitarnya.

Gempa 2025 terjadi pada pagi saat sebagian besar aktivitas masyarakat sudah berlangsung. Sementara gempa 2006 terjadi pada subuh, saat sebagian besar masih berada di dalam , meningkatkan risiko korban jiwa.

dan instansi kebencanaan tetap mengimbau masyarakat untuk waspada. Evaluasi dan peningkatan kesiapsiagaan tetap menjadi prioritas, terutama bagi wilayah yang berada di sekitar jalur sesar aktif seperti Sesar Opak.

Informasi lebih lanjut mengenai sejarah dan mitigasi gempa dapat diakses melalui laman resmi BMKG dan lembaga penanggulangan terkait.LIA