GAZA, HAWA.ID – Sebuah yang memperlihatkan perusakan bantuan kemanusiaan oleh sejumlah warga menjadi di media sejak Rabu (15/5).

Betapa tidak, dalam yang berdurasi 46 detik tersebut, terlihat jelas bahwa bantuan yang rusak termasuk produk mi instan Indomie kaldu ayam yang seharusnya diberikan kepada masyarakat Gaza.

Aksi ini memicu kecaman luas dari berbagai pihak, termasuk para netizen dan organisasi kemanusiaan.

yang dibagikan oleh akun @tubirfess pada Rabu (15/5), memperlihatkan beberapa orang yang sedang menginjak-injak berbagai bantuan makanan untuk warga di Jalur Gaza.

Tindakan tersebut terjadi saat truk-truk bantuan yang menuju Gaza diblokir oleh warga Israel.

“Bantuan kemanusiaan buat Gaza diinjekin orang Israel, dan yang diinjek adalah our precious Indomie kaldu ayam,” tulis akun tersebut dalam keterangan videonya.

Dalam video itu, selain menginjak-injak bantuan, para warga Israel juga terlihat melempar paket makanan ke jalan dan merobek kantong gandum di Tepi Barat.

Peristiwa ini semakin memprihatinkan ketika terlihat puluhan kardus mi instan Indomie, produk yang dikenal luas di Indonesia, diinjak-injak oleh mereka.

Video ini merupakan unggahan akun @MillerStream, seorang veteran jurnalis yang menetap di Los Angeles, California.

Dalam cuitannya pada Selasa (14/5), ia menyatakan israel menjarah bantuan kemanusiaan untuk penyintas di gaza.

“Yahudi Israel menjarah dan menghancurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza sementara IDF tidak berbuat apa-apa.” tulisnya.

Cuitan ini mendapatkan perhatian luas, dengan video tersebut diputar satu juta kali dan mendapat reaksi sebanyak lima ribu kali.

Sementara itu, di lapangan, situasi di Gaza semakin memburuk. Para pengungsi di Gaza tengah dan selatan menghadapi krisis makanan yang parah.

Persediaan mereka diperkirakan hanya cukup untuk kurang dari seminggu setelah Israel merebut perbatasan Rafah pada 6 Mei 2024.

Langkah militer Israel yang mengambil alih kontrol operasional perlintasan Rafah memutus aliran bantuan ke daerah tersebut.

Juliette Touma, juru bicara UNRWA, menyatakan bahwa hanya enam truk makanan yang berhasil masuk melalui penyeberangan Karem Abu Salem, padahal kebutuhan minimum adalah 500 truk per hari.

“Jumlah truk yang dibutuhkan sangat minimum adalah 500 truk per hari, yang membawa kombinasi bahan bakar, pasokan bantuan, dan pasokan komersial,” ungkap Touma dikutip dari Middle East Eye.

Persediaan bahan bakar juga sangat kurang, dengan hanya 157.000 liter yang masuk dibanding kebutuhan harian 300.000 liter.

Akibatnya, harga makanan melonjak dan kelaparan menyebar, terutama di Gaza utara. Hampir 450.000 orang telah meninggalkan Gaza selatan karena invasi dan pemboman Israel yang terus berlanjut.

Situasi ini menggambarkan kondisi yang menyedihkan dan berpotensi berubah menjadi krisis nyata dalam hitungan hari.

Perusakan bantuan kemanusiaan oleh warga Israel ini tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik pengungsi, tetapi juga meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.

Tindakan tersebut mengundang kecaman dari berbagai pihak, termasuk netizen yang merasa marah dan frustrasi atas ketidakadilan yang terjadi.

“Besok mereka akan masuk berita, menangisi korban, dan menyalahkan Hamas,” tambah Jon Miller dalam cuitannya yang penuh kekesalan terhadap pemberitaan yang sering kali tidak adil.LIA