MOROWALI, HAWA — PT Vale Indonesia Tbk bersama Jurnalis Wanita Indonesia (JUWITA) mengajak peserta pelatihan jurnalistik meninjau langsung praktik bisnis berkelanjutan di Indonesia Growth Project (IGP) Morowali, Desa Bahomotefe, Kecamatan Bungku Timur, Selasa (22/7). Kegiatan ini bertujuan memperkuat literasi lingkungan dan mendorong jurnalis menjadi narator keberlanjutan.
IGP Morowali merupakan proyek penambangan dan pengolahan nikel terintegrasi yang saat ini memasuki masa transisi dari konstruksi menuju tahap operasional. Manager Mine Geology Ore Assessment Bahodopi Project, Sigit Purnomo, menegaskan seluruh aktivitas tambang berjalan sesuai komitmen perusahaan menjaga keberlanjutan lingkungan, masyarakat, dan keselamatan kerja.
“Kami belum masuk tahap operasi penuh karena masih dalam masa transisi. Kegiatan operasional baru dimulai sejak 2023, dan hingga saat ini belum ada lahan yang ditutup karena ada area yang sebelumnya memang sudah terbuka oleh pihak lain,” kata Sigit pada Selasa.
Meski belum sepenuhnya beroperasi, PT Vale tetap melakukan rehabilitasi lahan dan penghijauan.
“Walaupun kami bukan pihak yang membuka lahan sebelumnya, kami tetap lakukan penghijauan. Ini bentuk tanggung jawab kami,” tegasnya.
Selain itu, PT Vale juga menerapkan kebijakan kompensasi lingkungan melalui rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) di tiga kabupaten di Sulawesi Tengah setiap kali membuka lahan. Menurut Sigit, langkah ini mendukung pembangunan berkelanjutan yang sejalan dengan kaidah lingkungan.
Dalam rangkaian kunjungan, peserta melihat pengelolaan sampah di Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) 3 Desa Onepute Jaya. TPS ini dikelola oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Valone Jaya yang berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Peserta juga mengunjungi Sekolah Lapang Organik, program binaan PT Vale yang mengajarkan pertanian sehat dan ramah lingkungan bagi masyarakat sekitar. Melalui program ini, perusahaan berupaya memperkuat kemandirian warga sekaligus menjaga ekosistem.
Ketua JUWITA, Kartini Nainggolan, menilai kunjungan ini memberi jurnalis pemahaman teknis sekaligus semangat literasi lingkungan.
“Lewat tulisan yang baik, berbasis data, dan berpihak pada keberlanjutan, kita bisa membangun pemahaman bersama serta mendorong praktik industri yang lebih bertanggung jawab,” ujarnya.ECA