SUBANG, HAWA — Ratusan warga Subang vasektomi dalam program yang berlangsung di Puskesmas Ciasem pada 28 Mei 2025. Pemerintah Provinsi Jawa Barat menawarkan insentif Rp500.000 dan akses bantuan sosial sebagai bagian dari program pengendalian penduduk.
Sebanyak 70 pria mendaftar dalam program ini. Setelah melalui proses skrining, 51 orang pendaftar memenuhi syarat seperti usia minimal 35 tahun, memiliki dua anak atau lebih, serta mendapat persetujuan dari istri. Program ini merupakan inisiatif Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk menekan angka kemiskinan melalui pengendalian laju pertumbuhan penduduk.
Gubernur Dedi Mulyadi menyatakan, kegiatan vasektomi rutin setiap hari Rabu dengan insentif langsung dari pemerintah provinsi.
“Kemarin di Bandung sudah, nanti setiap Rabu dicatatkan, dan yang vasektomi akan diberikan insentif Rp500.000 oleh gubernur,” ujarnya.
Kepala Dinas DP3AKB Jawa Barat, Siska Gerfianti, menyampaikan bahwa minat warga cukup tinggi. “Yang lolos skrining sebanyak 51 orang. Partisipasi suami untuk vasektomi terus meningkat, menunjukkan kesadaran pria dalam perencanaan keluarga,” ujarnya.
Namun, kebijakan ini menuai kontroversi. Majelis Ulama Indonesia menyatakan vasektomi haram berdasarkan fatwa tahun 2012. Kritik juga muncul dari akademisi dan aktivis hak asasi manusia yang menilai program ini sebagai bentuk pemaksaan terhadap keluarga miskin karena mengaitkan tindakan medis dengan bantuan sosial.
Meski demikian, warga Subang melakukan vasektomi secara sukarela demi memperoleh bantuan. Ini merupakan program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama pemerintah daerah Jawa Barat.ECA