Olehnya, institute yang dibangunnya memfokuskan pelayanannya kepada kaum marjinal dan penyandang . Dalam pejalanannya, juga menemukan banyak kasus marginal, yang kemudian diberikannya modal usaha agar dapat bangkit dan berdiri di kakinya sendiri. Menurutnya, tingkat kemiskinanlah yang juga menyebabkan keterbatasan akses pendidikan dan pemenuhan hidup sehari-hari bagi kelompok tersisih ini. Sementara negara, dalam hal ini pemerintah daerah tak hadir di sana.

Mengabdi untuk Kemanusiaan hingga Akhir Hayat

“Maluku itu indah tapi di balik keindahannya banyak yang harus mendapat perhatian. -anak dengan kondisi . Itu kesimpulan saya,” ungkap pada media yang menanyai soal mengapa ia harus berbakti untuk Maluku.

Mengutip Kantor Berita Antara Ambon, Dini menyebutkan, ia tidak berbicara pada level Kota Ambon, karena pasti sudah sangat terjangkau. Namun dia bicara pada soal anak-anak di pulau-pulau kecil yang tersebar di Jazirah Moloku Kie Raha ini. Terutama soal kesehatan dasar dan pendidikan bagi anak-anak penyandang di daerah pelosok.

“Jangankan untuk pendidikan. Kita bicara soal kebutuhan dasar, untuk makan dan minum saja mereka menurut saya kondisinya sangat marjinal,” kata Dini saat itu.

yang mengidolakan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ini bilang, “Alam Maluku sangat indah bagai kisah surga, sayangnya di balik keindahannya banyak hal yang harus dirawat, salah satunya kemanusiaan.”

Kalimat itu ditukil dari akun Instagramnya @shedini909 dalam perjalanan pelayanan kemanusiaannya di Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku.

Perjalanan pelayanan Dini di Maluku tidak main-main.
Luaran strata dua Psikologi Universitas Indonesia ini memang memfokuskan pelayanan kemanusiaannya ke pulau-pulau terluar di Provinsi Maluku, yakni Maluku Barat Daya, Kepulauan Tanimbar dan Kepulauan Aru.

Tiga wilayah terluar ini menjadi prioritasnya. Alasannya jelas, penyandang disabilitas dan kaum marjinal di tiga wilayah terluar tersebut belum tersentuh kehadiran pemerintah. Di sana bermuka-muka dengan penyandang disabilitas dan kaum marjinal. Bertemu langsung melihat kondisi mereka.