JAKARTA, HAWA.ID – Indonesia berduka atas wafatnya Prof. Dr. Salim Said, seorang tokoh multitalenta yang mendedikasikan hidupnya untuk bangsa.
Pakar ilmu politik, wartawan senior, dan diplomat ini menghembuskan napas terakhir di RSCM pada Sabtu (18/5) sekitar pukul 19.33 WIB.
Kabar duka ini disampaikan oleh Ilham Bintang, tokoh pers dan PWI, yang mendapat informasi langsung dari istri Prof. Salim Said.
Prof. Salim Said lahir di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, pada 10 November 1943. Beliau menempuh pendidikan di berbagai institusi ternama, termasuk Akademi Teater Nasional Indonesia, Fakultas Psikologi UI, Jurusan Sosiologi FISIP UI, dan meraih gelar Ph.D. dari Ohio State University.
Karier Prof. Salim Said terbilang cemerlang dan beragam. Beliau memulai karirnya sebagai jurnalis, bekerja di berbagai media massa seperti Pelopor Baru, Angkatan Bersenjata, dan majalah Tempo (1971-1987).
Di Tempo, beliau dikenal sebagai jurnalis yang berani dan kritis, tak gentar menyuarakan kebenaran dan keadilan.
Kecintaan Prof. Salim Said pada ilmu politik membawanya ke dunia akademis. Beliau menjadi Guru Besar Ilmu Politik di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dan pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UII.
Beliau juga mengajar di berbagai universitas lain, termasuk FISIP UI, Universiti Malaya, dan Tammasat University.
Dedikasi Prof. Salim Said tak berhenti di situ. Beliau juga berkontribusi di dunia diplomasi dengan menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Republik Ceko periode 18 Oktober 2006-10 Agustus 2010. Pengabdiannya untuk bangsa tak lekang oleh waktu.
Sepanjang hidupnya, Prof. Salim Said telah menghasilkan banyak karya tulis yang berharga.
Beberapa bukunya yang terkenal antara lain Profil Dunia Film Indonesia (1982), Militer Indonesia dan Politik: Dulu, Kini, dan Kelak (2001), Dari Gestapu ke Reformasi: Serangkaian Kesaksian (2013), dan Gestapu 65: PKI, Aidit, Sukarno, dan Soeharto.
Karya-karyanya mencerminkan kecerdasan, ketajaman analisis, dan kepeduliannya terhadap bangsa. Beliau tak hanya seorang akademisi dan diplomat, tapi juga seorang pemikir kritis dan pejuang kebenaran.
Kepergian Prof. Salim Said merupakan kehilangan besar bagi bangsa Indonesia. Ia meninggalkan jejak gemilang sebagai seorang intelektual, jurnalis, dan diplomat yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan.LIA