AHMEDABAD, HAWA — Laporan awal dari Aircraft Accident Investigation Bureau (AAIB) India mengungkap bahwa mesin pesawat Air India AI171 mati setelah lepas landas dari Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel, Ahmedabad, pada 12 Juni 2025. Insiden ini menyebabkan kecelakaan fatal yang menewaskan 270 orang.

Pesawat jenis Boeing 787 Dreamliner itu mengangkut 241 penumpang dan awak, serta menewaskan lebih dari 30 orang di darat setelah menabrak kompleks asrama mahasiswa. Pesawat jatuh hanya 30 detik setelah lepas landas dalam kondisi penuh bahan bakar.

Sebelum kecelakaan terjadi, Kapten Sumeet Sabharwal mengirimkan panggilan mayday kepada menara pengawas. Sinyal darurat ini menunjukkan adanya masalah kritis. Pilot memiliki 8.200 jam terbang, sementara First Officer Clive Kunder mencatatkan 1.100 jam penerbangan.

Menurut penyelidik AAIB, turbin udara cadangan (ram air turbine) aktif, menunjukkan kedua mesin kehilangan daya dorong. Analis penerbangan Bjorn Fehrm menyatakan bahwa roda pendaratan pesawat belum sempat tertarik saat pesawat jatuh. Ia menambahkan bahwa kehilangan daya terjadi segera setelah pesawat mengudara.

“Kami mengekstraksi data yang baik dari kotak hitam dan tidak menemukan kerusakan pada perangkat tersebut,” kata pejabat AAIB kepada parlemen India pada Selasa, 9 Juli 2025.

AAIB menemukan kotak hitam dalam kondisi utuh. Perekam data penerbangan ditemukan di atap bangunan pada 13 Juni 2025, sementara perekam suara kokpit ditemukan di puing-puing tiga hari kemudian. Keduanya memberikan informasi lengkap tentang parameter penerbangan dan percakapan di dalam kokpit.

Penyelidikan sementara berfokus pada kemungkinan perpindahan sakelar kontrol bahan bakar dari posisi “run” ke “cutoff”. Hal itu dapat mematikan mesin hanya dalam hitungan detik. CEO Safety Operating Systems John Cox menjelaskan, “Jika sakelar berpindah ke cutoff, mesin langsung berhenti bekerja.”

Namun, penyelidik juga mempertimbangkan bahwa perpindahan sakelar bisa terjadi sebagai tanggapan atas kegagalan mesin yang lebih dulu terjadi. Karena pesawat masih berada di ketinggian rendah, awak tidak sempat melakukan pemulihan.ECA