JAKARTA, HAWA – Pendidikan, , Riset dan (Kemendikbud Ristek) mengumumkan penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di seluruh Sekolah Menengah Atas (SMA) di .

Kebijakan ini merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka yang telah berjalan secara bertahap sejak tiga tahun lalu.

Kepala Badan Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan () Kemendikbud Ristek, Anindito Aditomo, menjelaskan bahwa penghapusan jurusan tersebut bertujuan untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih adil dan merata.

“Selama ini, penjurusan cenderung mencerminkan ketidakadilan, karena banyak orangtua lebih memilih memasukkan anaknya ke jurusan IPA,” ungkap Anindito dikutip dari CNN , Rabu (17/7).

Orangtua biasanya memilih jurusan IPA agar anak-anak mereka memiliki lebih banyak pilihan program (prodi) di perguruan tinggi.

Akibatnya, kuota untuk siswa jurusan IPS dan Bahasa semakin menipis. Dengan menghapus jurusan-jurusan tersebut, Kemendikbud Ristek ingin menghilangkan ketimpangan ini.

Mulai tahun ajaran 2024, seluruh SMA di akan menerapkan sistem pemilihan mata pelajaran sesuai minat dan bakat siswa.

Kurikulum Merdeka mengatur pengembangan minat dan bakat siswa hingga kelas 10, dan pemilihan mata pelajaran sesuai minat mulai kelas 11 dan 12.

“Kita sediakan asesmen bakat minat sehingga siswa bisa fokus belajar sesuai keinginan mereka dalam meraih masa depan,” tambah Anindito.

Penghapusan jurusan ini juga telah diterapkan secara bertahap sejak tahun 2021. Pada tahun ajaran 2022, sekitar 50% sekolah sudah menerapkan Kurikulum Merdeka.

Hingga tahun ajaran 2024, sekitar 90-95% sekolah dasar, menengah pertama, dan menengah atas di Indonesia telah menggunakan kurikulum ini.

Dengan Kurikulum Merdeka, siswa kelas 11 dan 12 dapat memilih mata pelajaran sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, dan aspirasi lanjut atau karier mereka.

Misalnya, siswa yang ingin berkuliah di program teknik dapat fokus pada mata pelajaran matematika tingkat lanjut dan fisika, tanpa harus mengambil biologi.

Sebaliknya, siswa yang berminat di bidang kedokteran bisa fokus pada biologi dan kimia, tanpa harus mengambil matematika tingkat lanjut.

Kebijakan ini bertujuan untuk membantu siswa lebih fokus dalam membangun basis pengetahuan yang relevan dengan minat dan rencana studi lanjutnya.

“Persiapan yang lebih terfokus dan mendalam ini sulit dilakukan jika murid masih dikelompokkan ke dalam jurusan IPA, IPS, dan Bahasa,” jelas Anindito.

Selain itu, Kurikulum Merdeka juga menghapus diskriminasi terhadap siswa jurusan non-IPA dalam seleksi nasional mahasiswa baru.

Dengan demikian, semua lulusan SMA dan SMK dapat melamar ke semua prodi melalui jalur tes, tanpa dibatasi oleh jurusannya saat di SMA.*/LIA