PALU, .ID – Aktivitas pertambangan semakin berkembang pesat di Sulawesi Tengah sejak penetapan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2023 tentang Ibu Kota Negara () Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Berlokasinya di Kalimantan Timur, yang berdekatan dengan Sulawesi Tengah, Kabupaten Donggala, dan Kota Palu, membuka potensi suplai bahan bangunan seperti pasir, batu, dan kerikil (sirtukil) dari kedua wilayah tersebut.

Namun, dampak dari pertumbuhan aktivitas ini juga menyebabkan gangguan yang perlu segera ditangani.

Sulawesi Tengah, melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Dr. H. Rudi Dewanto, SE, MM, bersama Tenaga Ahli Gubernur Bidang Peningkatan Fiskal dan Investasi Daerah, Rony Tanusaputra, memimpin rapat koordinasi lintas sektor untuk menangani masalah tersebut.

Hasil rapat mencakup beberapa keputusan, Provinsi Sulawesi Tengah bersama para pemangku kepentingan terkait akan mengevaluasi dan merancang kembali jaringan jalan tambang di Wilayah Donggala, Palu, , dan .

Selanjutnya, tindakan akan diambil untuk membangun conveyor di titik-titik perlintasan tertentu. Sebelumnya, akan dilakukan uji kelayakan oleh Dinas Perhubungan bersama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Rapat koordinasi dihadiri oleh Kadis Perhubungan Sumarno, SE, Kepala Balai Jalan, Perwakilan , Perwakilan Bappeda, Perwakilan Dinas Kehutanan, Perwakilan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Perwakilan Dinas KSOP Teluk II Palu, dan Perwakilan Aspeta.*/LIA