SIGI, HAWA.ID – Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat () Universitas Tadulako (Untad) Palu melatih perempuan di Desa Langaleso, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, membuat organik padat dan pengolahan telur asin aneka rasa, Jumat (7/9/2022)

Pelatihan yang dilaksanakan di kelompok usaha peternakan itik Mandiri itu merupakan bagian dari upaya Untad untuk pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi perempuan.

Ketua tim Untad Palu, Prof. Ir. Rusdi , M.AgrSc, PhD mengatakan, pada umumnya masyarakat di Desa Langaleso berprofesi sebagai peternak dan . Dibidang pertanian jenis komoditas utama diantaranya jagung, pisang, coklat, palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan. Namun sejak gempa dan liquifaksi yang terjadi September 2018, menyebabkan sarana pengairan rusak total. Kondisi ini menyebabkan bidang peternakan lebih potensi untuk dikembangkan dibanding bercocok tanam.

Menurutnya, desa Langaleso saat ini mendapat bantuan berupa ternak itik dan  kambing untuk dipelihara dan diternakkan, demikian pula dengan beberapa bibit tanaman baik tanaman jangka pendek maupun tanaman tahunan.

Selain itu di desa Langaleso ini sebagaian warganya khususnya kaum perempuan memelihara itik bahkan sebagian menjadi sumber mata pencaharian mereka.  Sayangnya usaha peternakan itik  ini belum terorganisir dengan baik sehingga telur-telur yang mereka peroleh dari hasil pemeliharaannya itiknya hanya dijual dalam bentuk telur segar dengan harga yang sangat murah berkisar Rp1250 sampai Rp 1500/butir.

Kegiatan peternakan itik kata dia, belum bisa menopang peningkatan ekonomi masyarakat.   Demikian halnya dengan usaha pertanian juga masih belum memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan usaha tani. Padahal disekitar  mereka banyak sumber daya lokal yang dapat dimanafaatkan seperti menggunakan limbah ternak, baik kotoran itik atau kambin, dan limbah pertanian untuk dijadikan sebagai bahan baku dalam pembuatan organik padat sehingga mereka dapat memanfaatkan sebagai sumber pupuk bagi tanaman masyarakat di Desa

Terkait dengan hal tersebut lanjut dia, maka pembinaan keterampilan wirausaha, selain secara ekonomi dapat memberikan pendapatan bagi kehidupan yang layak, dari segi sosial-kultural, juga dapat memberikan pembelajaran mental yang kuat bagi masyarakat khususnya kaum perempuan.

Menurutnya, telur asin dan pupuk organik padat merupakan salah usaha yang dapat dijadikan sumber pendapatan di Desa Langaleso khususnya bagi kaum perempuan.

Atas dasar inilah kemudian timbul inisiatif  dari warga masyarakat, untuk dapat memenuhi kebutuhankebutuhan tersebut, dan menilai hal tersebut sebagai sesuatu yang cukup layak untuk melakukan kegiatan wirausaha. 

Berdasarkan wawancara dengan masyarakat atau penduduk setempat lajut dia, masyarakat biasanya kesulitan mendapatkan pupuk yang bisa memperbaiki kondisi tanaman mereka karena harganya yang agak mahal dan untuk membelinya mereka juga ke ibu kota kabupaten yang jaraknya agak jauh dari lokasi mereka.

“Dalam upaya mensukseskan program pengentasan kemiskinan di wilayah ini dengan melalui pembuatan pupuk organik padat dan telur asin aneka rasa, kami tim pengabdian pada masyarakat Universitas Tadulako bekerjasama dengan kelompok usaha ternak itik Desa Langaleso membantu dalam mensukseskan program pembuatan pupuk organik padat dan telur asin aneka rasa rendah natrium.  Berdasarkan analisis situasi itu, maka kami melakukan pengabdian masyarakat dengan tema “Pengentasan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Ekonomi Perempuan dengan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Padat dan Pengolahan Telur Asin Aneka Rasa Rendah Natrium  di Kelompok Usaha Ternak Itik Mandiri  Desa Langaleso,” ujarnya.

Rusdi menambahkan bahwa target yang ingin dicapai dari hasil pengabdian masyarakat  melalui pelatihan adalah peningkatan skill SDM kelompok masyarakat dalam pengenalan dan pengolahan limbah pertanian dan limbah peternakan melalui penerapan inovasi pembuatan pupuk organik padat, serta pembuatan telur asin aneka rasa pada masyarakat sasaran  yang pada gilirannya akan meningkatkan nilai ekonomi masyarakat di Desa Langaleso.

Selain itu kata dia, inovasi yang di perguruan tinggi khususnya di Untad dapat tersosialisasi ke masyarakat sasaran, serta pengembangan wirausaha  kelompok  masyarakat  sasaran baik yang menggeluti pembuatan pupuk organik padat maupun pembuatan telur asin aneka rasa.

Tim LPPM Untad Palu ini terdiri dari Prof. Ir. Rusdi , M.AgrSc, PhD selaku ketua, DR.Ir. Minarny Gobel, MSi, DR. Ir. Hi. Fatmawati Saloko, MP, IPM, dan Prof. DR.Ir. Asriani Hasanuddin, MS, IPM sebagai anggota.*/LIA