, HAWA– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali Utara (Morut) menjalankan strategi pemerataan pertumbuhan dengan membentuk pusat-pusat baru di berbagai kecamatan. Program ini merupakan bagian dari visi Bupati Delis Julkarson Hehi di periode keduanya, yang menekankan pengembangan wilayah secara merata.

Bungku Utara kini menjadi lokasi Strategis Nasional (PSN). Pemerintah menetapkan kawasan ini sebagai pusat pertumbuhan industri nasional. Di Kecamatan Mamosalato, pemerintah juga menyiapkan wilayah tersebut untuk menjadi kawasan produksi . Sementara itu, di Kecamatan Soyojaya, pemerintah membagi wilayah menjadi dua: bagian bawah untuk industri kelapa sawit, dan bagian atas sebagai sentra hortikultura.

Dengan pendekatan pemerataan pertumbuhan ini, Morut tak lagi terfokus hanya pada satu sektor atau wilayah industri. Delis menargetkan pertumbuhan ekonomi yang menjangkau seluruh kecamatan.

“Saya ingin pusat ekonomi itu merata. Tidak hanya di satu titik,” ujarnya dalam pernyataan resmi.

Pemerintah daerah juga mempercepat pembangunan penunjang, termasuk pembebasan lahan dan akses jalan ke lokasi prioritas. Tahun ini, beberapa pembukaan jalan sudah dimulai untuk mendukung distribusi hasil dan industri.

Namun, tantangan muncul seiring pemangkasan anggaran dari pemerintah pusat. Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk jalan dan jembatan dicoret, serta Dana Alokasi Umum (DAU) spesifik juga dihilangkan. Akibatnya, kehilangan sekitar Rp94 miliar.

Untuk menyiasati hal itu, pemerintah daerah melakukan efisiensi anggaran. Belanja perjalanan dinas, konsumsi rapat, dan operasional lain dipangkas, sehingga berhasil menghemat sekitar Rp66 miliar.

Kombinasi strategi zonasi ekonomi dan efisiensi fiskal oleh Delis adalah untuk memastikan pembangunan tidak lagi terpusat. PSN, , dan hortikultura di tiga kecamatan berbeda menjadi langkah strategis pemerataan pertumbuhan daerah tesebut.LIA