PALU, HAWA – Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura meresmikan nama Masjid Raya Baitul Khairaat Provinsi Sulawesi Tengah di kawasan eks Masjid Agung Darussalam Palu, Jumat (7/2/2025).
Acara peresmian berlangsung khidmat dengan dihadiri unsur Forkopimda Provinsi Sulteng, para kepala perangkat daerah, stakeholder, mitra kerja, panitia pembangunan masjid, serta sejumlah tokoh masyarakat.
Masjid yang berdiri di jantung Kota Palu ini kini resmi menyandang nama Baitul Khairaat, yang berarti Rumah Kebaikan. Nama tersebut diharapkan menjadi simbol persatuan, keberagaman, dan penghormatan terhadap nilai-nilai universal agama.
Dalam sambutannya, Gubernur Rusdy Mastura mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam pembangunan masjid, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan pembangunan. Ia menegaskan, peresmian nama ini bukan sekadar seremonial, melainkan bagian penting dalam meneguhkan identitas masjid sebagai ikon religius Sulawesi Tengah.
“Masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga harus menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan kemanusiaan yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat,” kata Gubernur Rusdy.
Ia menegaskan, Masjid Raya Baitul Khairaat akan menjadi warisan berharga bagi masyarakat Sulawesi Tengah. Selain sebagai pusat spiritual, masjid ini diharapkan memperkokoh persaudaraan antarumat beragama dan memperkuat tradisi kerukunan yang selama ini tumbuh di Sulawesi Tengah.
Sebelumnya, Kepala Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air (Cikasda) Sulteng, Andi Ruly Djanggola, melaporkan progres pembangunan fisik masjid telah mencapai 70 persen, memasuki minggu ke-69 atau bulan ke-17 pelaksanaan proyek.
Ia menjelaskan, pembangunan masjid ini merupakan harapan besar masyarakat Kota Palu pascabencana gempa bumi 2018. Proses pembangunan diawali dengan sayembara desain pada 2020, dilanjutkan dengan perancangan 2021, dan pembangunan fisik setelah penandatanganan kontrak pada 20 Oktober 2023.
“Masjid ini ditopang oleh 483 titik pondasi tiang pancang. Struktur bangunannya dirancang tahan gempa, aman bagi kesehatan, dan sesuai standar SNI,” ujar Andi Ruly.
Masjid Raya Baitul Khairaat juga menampilkan ornamen khas berupa daun kelor yang mengelilingi bagian fasad. Di bawah kubah dome enamel, terpasang jam raksasa berdiameter 19,5 meter. Interior mihrab mengusung filosofi lima rukun salat, sementara bagian dalam kubah menampilkan Asmaul Husna, nama-nama indah Allah SWT.
Dengan peresmian ini, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah optimistis Masjid Raya Baitul Khairaat akan menjadi pusat peradaban baru yang membawa manfaat spiritual, sosial, dan budaya bagi seluruh masyarakat.ECA