BOGOR, Presiden ke-9 Republik Indonesia, Hamzah Haz, tutup usia pada Rabu (24/7) pukul 9.30 WIB. Hamzah Haz meninggal di usia 84 tahun, meninggalkan jejak baik dalam sejarah politik Indonesia.

Jenazah almarhum disemayamkan di Cisarua, Bogor, dan akan dimakamkan sesuai dengan tradisi .

Hamzah Haz lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, pada 15 Februari 1940.

Mengawali kariernya sebagai guru pada tahun 1960, Hamzah Haz kemudian beralih profesi menjadi wartawan surat kabar Bebas di Pontianak.

Karier jurnalistiknya berkembang hingga ia menjadi Pimpinan Umum Harian Berita Pawau di Kalimantan Barat.

Pendidikan tinggi ditempuhnya di Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura setelah sebelumnya kuliah di Yogyakarta dan mendirikan Pergerakan Indonesia (PMII).

Kembali ke Pontianak, Hamzah Haz melanjutkan studinya hingga meraih gelar sarjana ekonomi.

Karier politik Hamzah Haz dimulai dari aktivitasnya sebagai Ketua KAMI Konsulat Pontianak dan mewakili angkatan 66 di DPRD Kalimantan Barat.

Perjalanan politiknya terus berkembang saat ia menjadi Ketua DPW Nahdlatul Ulama (NU) Kalimantan Barat, hingga akhirnya terpilih sebagai anggota sejak 1971.

Di parlemen, ia dikenal sebagai NU yang aktif dan berpengaruh.

Hamzah Haz juga mencatat sejarah sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) selama dua periode, yaitu 1998–2003 dan 2003–2007.

Pada masa reformasi, di era Presiden BJ Habibie, ia menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM. Namun, pada 10 Mei 1999, Hamzah Haz mengundurkan diri dari jabatan menteri untuk menjadi juru kampanye partainya, PPP.

Pada masa Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Hamzah Haz kembali mendapat posisi penting sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.

Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua , menambah panjang daftar pengalaman politiknya yang luas dan beragam.

Karier politik Hamzah Haz semakin tercapai ketika ia terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia pada 2001.

Menjadi pendamping Presiden Megawati Soekarnoputri, Hamzah Haz menjabat hingga tahun 2004.

Selama masa jabatannya, ia dikenal sebagai politikus yang bersahaja dan dekat dengan rakyat. Nilai-nilai religius dan kesederhanaan selalu melekat dalam langkah politiknya.

Kehidupan pribadi Hamzah Haz juga tidak lepas dari sorotan. Ia menikah dengan Asmaniah dan dikaruniai beberapa anak. Namun sang istri, Asmaniah, meninggal dunia pada Selasa (12/9/2017).

Selain karier politik yang gemilang, Hamzah Haz juga aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan dan sosial.

Ia sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang berfokus pada kesejahteraan rakyat dan penguatan nilai-nilai keagamaan dalam aktifitas pemerintahannya.*/LIA