PHILADELPHIA, HAWA – La Salle University berduka atas kepergian Joe “Jellybean” Bryant, legenda basket yang juga ayah dari Kobe Bryant.
Joe Bryant meninggal pada usia 69 tahun, meninggalkan jejak prestasi luar biasa dalam dunia basket yang akan dikenang selamanya.
Kehadirannya tidak hanya berpengaruh di lapangan, tetapi juga dalam perkembangan karir putranya, Kobe Bryant.
Joe Bryant memulai karirnya di La Salle University dari 1973 hingga 1975. Dalam periode singkat tersebut, ia berhasil mencetak 1.188 poin dan menjadi pemain kunci dalam tim juara East Coast Conference 1975.
Prestasi ini membawa timnya masuk ke turnamen NCAA, sebuah pencapaian yang sangat berarti bagi La Salle. Bryant juga dua kali terpilih dalam First Team All-Big 5 pada tahun 1974 dan 1975, menegaskan dominasinya di lapangan.
Keberhasilan Joe Bryant di level universitas membuka jalan baginya menuju karir profesional di NBA. Dipilih sebagai urutan ke-14 oleh Golden State Warriors pada NBA Draft 1975, ia kemudian dijual ke Philadelphia 76ers sebelum memulai musim rookie-nya.
Bryant bermain selama delapan musim di NBA, membela Philadelphia 76ers, San Diego Clippers, dan Houston Rockets. Dalam karir NBA-nya, ia mencatat rata-rata 8,7 poin dan 4,0 rebound per pertandingan dalam 606 pertandingan.
Setelah meninggalkan NBA, Joe Bryant melanjutkan karirnya di Eropa, bermain untuk tim-tim profesional di Prancis dan Italia selama sembilan tahun.
Pengalamannya di Italia tidak hanya memperkaya karirnya tetapi juga memiliki dampak besar pada putranya, Kobe.
Selama di Italia, Kobe mengembangkan cinta yang mendalam untuk basket dan belajar berbagai bahasa, termasuk bahasa Italia, yang sangat memengaruhi kehidupannya.
Joe Bryant juga aktif dalam dunia kepelatihan setelah pensiun sebagai pemain. Ia menjadi asisten pelatih di La Salle dari 1993 hingga 1996, kemudian dua kali menjadi pelatih kepala Los Angeles Sparks di WNBA.
Selain itu, ia melatih di berbagai negara seperti Italia, Jepang, dan Thailand, menunjukkan dedikasinya untuk membagikan ilmu dan pengalamannya kepada generasi berikutnya.
Kepergian Joe Bryant meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan komunitas basket. John Cox, keponakan Joe dan asisten pelatih di La Salle, mengungkapkan rasa kehilangannya.
Vanessa Bryant, janda Kobe, juga menyampaikan belasungkawa melalui media sosial, menekankan bahwa meski jarang bertemu, Joe selalu menunjukkan kebaikan dan perhatian.
Philadelphia 76ers mengenang Joe Bryant sebagai ikon basket Philly yang legasinya melampaui lapangan. Joe Bryant bukan hanya seorang pemain dan pelatih hebat, tetapi juga seorang ayah yang membentuk salah satu pemain terhebat dalam sejarah NBA, Kobe Bryant.*/LIA