JAKARTA, HAWA Sebuah video viral di menarik perhatian publik karena mengungkap biaya tas Hermes yang hanya 21 juta rupiah.

Angka ini jauh lebih rendah dari harga jual tas tersebut, yang bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah.

Video ini juga muncul di tengah perang tarif antara dan , yang memengaruhi industri barang mewah.

Video tersebut menampilkan seorang pria asal yang mengaku sebagai pemilik . menyebut biaya produksi tas Hermes Birkin hanya sekitar 1.400 dolar AS atau 21 juta rupiah.

Rinciannya mencakup bahan kulit, benang, perangkat keras, dan tenaga kerja. Pria ini juga menawarkan tas serupa tanpa logo seharga 1.000 dolar AS.

“Harga tas ini puluhan ribu dolar, tapi kami buat dengan biaya jauh lebih murah,” ujarnya dalam video, oleh akun @bagbestie1 yang kini sudah hilang.

Tas Hermes asli, seperti Birkin dan Kelly, merupakan produksi Prancis oleh pengrajin terlatih. Proses pembuatannya membutuhkan waktu hingga 18 jam untuk satu tas, menggunakan bahan kulit premium seperti buaya atau sapi berkualitas tinggi.

Hal ini berbeda dari klaim dalam video, yang kemungkinan merujuk pada replika atau dupe tas Hermes yang oleh .

Laporan dari dari Sotheby’s juga mendukung informasi yang menyebut produksi tas Hermes berfokus pada keaslian dan kualitas.

Respons

Video ini muncul saat ketegangan perdagangan antara China dan AS meningkat. Pada Februari dan Maret 2025, AS menaikkan tarif sebesar 10% untuk barang impor dari China.

Sebagai respons, China memberlakukan tarif 34% pada semua barang AS, baca: Perang Dagang Cina Vs Tarif Trump: Dampak Ekonomi yang Mengancam Indonesia

Beberapa pihak menduga video ini untuk melemahkan citra merek mewah Barat dan mempromosikan produk lokal China. Namun, hingga kini, pihak Hermès belum memberikan pernyataan resmi terkait video tersebut.

Di Indonesia, tas Hermes tetap menjadi status di kalangan tertentu. Harga tas ini sering kali melonjak karena pajak impor yang tinggi.

Perang tarif global juga berpotensi menaikkan harga barang mewah, termasuk tas Hermes, di pasar lokal. Meski begitu, konsumen Indonesia masih mengutamakan keaslian produk daripada produk replika yang lebih murah.

Diskusi tentang biaya tas Hermes ini terus berlanjut di media sosial. Banyak pengguna mempertanyakan markup harga yang besar pada barang mewah.LIA