TOKYO, HAWA — Seorang livestreamer di Jepang menerima peringatan gempa bumi beberapa detik sebelum guncangan terasa, dalam siaran langsung pada 16 Juli 2025. Momen ini memperlihatkan kecepatan sistem peringatan gempa Jepang yang bekerja lebih cepat dari getaran gempa itu sendiri.

Siaran tersebut memperlihatkan reaksi terkejut sang livestreamer saat ponselnya menampilkan peringatan dini gempa. Ia langsung bergerak mencari perlindungan. Kejadian ini terekam secara utuh dan tersebar luas di media sosial, terutama melalui akun X milik Mario Nawfal.

Jepang mengembangkan sistem peringatan dini gempa melalui Badan Meteorologi Jepang (JMA). Sistem ini mendeteksi gelombang primer (P-waves) sebelum gelombang sekunder (S-waves) yang menyebabkan kerusakan mencapai permukaan. Peringatan dikirim lewat ponsel, siaran TV, dan sistem publik lainnya.

“Seorang livestreamer Jepang menerima peringatan gempa sebelum gempa terjadi, secara langsung di udara. Sistem peringatan ini lebih cepat dari getaran gempa,” tulis Mario Nawfal di X pada 16 Juli 2025.

Insiden ini terjadi di tengah peningkatan aktivitas seismik di Jepang, terutama di Kepulauan Tokara, Prefektur Kagoshima. The Guardian mencatat lebih dari 900 gempa tercatat sejak 21 Juni 2025 di wilayah tersebut, termasuk gempa magnitudo 5,5 pada 3 Juli 2025. Meskipun tidak ada kerusakan besar, otoritas setempat mengevakuasi sejumlah warga sebagai langkah pencegahan.

JMA mencatat bahwa frekuensi gempa saat ini tergolong tidak biasa. Namun, para ahli menegaskan bahwa tidak ada metode ilmiah yang dapat memprediksi waktu dan lokasi gempa secara tepat.

“Dengan pengetahuan ilmiah saat ini, sulit untuk memprediksi waktu, tempat, atau skala gempa bumi,” kata Ayataka Ebita, Direktur Divisi Pemantauan Gempa dan Tsunami JMA, pada 5 Juli 2025.LIA