JAKARTA, HAWA – Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memberikan tanggapan terkait langkah pemerintah menghadapi kebijakan tarif 32% yang dikenakan oleh Presiden AS terhadap barang impor dari Indonesia.

“Kebijakan dan langkah-langkah yang dijalankan oleh pemerintah menghadapi 32% tarif yang dikenakan oleh Presiden AS , saya nilai baik dan tepat. Lebih memilih negosiasi daripada retaliasi.” tulis SBY di akun X resminya 8 April 2025.

Kebijakan tarif tersebut diumumkan pada 2 April 2025 di Putih sebagai bagian dari strategi perdagangan AS. Tarif sebesar 32% ini mulai berlaku pada 9 April 2025 dan menargetkan Indonesia serta 60 negara lain.

Menurut pernyataan resmi Putih, langkah ini diambil untuk menyeimbangkan neraca perdagangan, dengan alasan Indonesia mengenakan tarif 64% terhadap produk AS.

Pemerintah Indonesia di bawah Presiden memilih jalur negosiasi untuk merespons kebijakan tersebut.

Strategi yang disebut SBY sebagai “dual track strategy” melibatkan komunikasi dengan pemimpin ASEAN dan pengiriman tim negosiasi ke Washington DC.

Pertemuan dengan ASEAN dijadwalkan pada 10 April 2025, sementara delegasi ke AS akan membahas isu perdagangan berdasarkan laporan National Trade Estimate (NTE) 2025.

Selain itu, pemerintah bersama Bank Indonesia juga fokus menjaga stabilitas nilai tukar dan likuiditas valas. Langkah ini dilakukan untuk mendukung dunia usaha di tengah gejolak pasar global akibat perang dagang.

SBY juga menekankan pentingnya koordinasi antara otoritas moneter dan fiskal dalam menjaga nasional. Pernyataannya di X tersebut mendapat perhatian luas dari publik dan pelaku yang memantau dampak tarif terhadap Indonesia.*/LIA