SIGI, HAWA – Industri teknologi global menghadapi tantangan besar terkait keberagaman gender. Data menunjukkan bahwa perempuan hanya mewakili sekitar 28% dari tenaga kerja di sektor teknologi.
Meskipun ada kemajuan, perempuan masih kurang terwakili, khususnya dalam bidang-bidang seperti pengembangan perangkat lunak dan rekayasa.
Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya jumlah perempuan di teknologi adalah stereotip gender yang menganggap bahwa bidang ini lebih cocok untuk laki-laki.
Selain itu, kurangnya akses pendidikan STEM di kalangan perempuan, terutama di negara berkembang, juga menjadi hambatan besar.
Beberapa perusahaan teknologi besar mulai meluncurkan inisiatif untuk mengatasi ketimpangan ini. Google, Microsoft, dan Intel adalah beberapa perusahaan yang berupaya merekrut lebih banyak perempuan untuk posisi teknis dan kepemimpinan.
Inisiatif ini termasuk program pelatihan, beasiswa, dan program magang yang ditujukan khusus untuk perempuan.
Selain itu, organisasi seperti Girls Who Code berfokus pada pemberdayaan perempuan muda untuk memasuki dunia pemrograman dan teknologi.
Program-program ini bertujuan untuk memberikan keterampilan teknis yang dibutuhkan dan mengurangi kesenjangan gender dalam sektor teknologi.
Namun, meskipun ada upaya ini, kesenjangan tetap ada, terutama di sektor startup teknologi. Data menunjukkan bahwa hanya sekitar 17% dari pendiri startup di Amerika Serikat adalah perempuan.
Pendanaan juga menjadi masalah besar, dengan perempuan mendapatkan lebih sedikit investasi dibandingkan pendiri laki-laki.
Perempuan di posisi kepemimpinan teknologi juga masih sangat jarang. Di antara perusahaan teknologi terbesar, hanya sekitar 5% CEO yang perempuan.
Meskipun demikian, beberapa pemimpin perempuan, seperti Sheryl Sandberg (mantan COO Facebook) dan Ginni Rometty (mantan CEO IBM), memberikan inspirasi bagi perempuan muda untuk berkarier di sektor ini.
Keberagaman gender di bidang teknologi juga penting untuk mengatasi masalah bias dalam teknologi. Misalnya, sistem kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan tanpa keberagaman seringkali menghasilkan keputusan yang bias.
Oleh karena itu, keberagaman di tim pengembangan teknologi sangat diperlukan untuk menciptakan produk yang lebih inklusif.
Meskipun masih banyak tantangan, upaya untuk meningkatkan peran perempuan dalam teknologi terus berjalan.
Berbagai program dan kebijakan semakin disarankan untuk menciptakan kesempatan yang lebih besar bagi perempuan di sektor ini.LIA