JAKARTA, HAWA — Ethel Cain bangun dunia musik sendiri dari perjalanan hidup yang kelam. Kini, penyanyi asal Florida itu kembali jadi sorotan setelah publik menyoroti postingan rasis dan ofensif yang ia unggah saat remaja.

Hayden Anhedönia, nama asli Ethel Cain, tumbuh di Perry, Florida, dalam keluarga Baptis yang konservatif. Ia mulai menulis musik sejak belasan tahun dan menyuarakan trauma masa kecilnya melalui album Preacher’s Daughter. Cain menyusun seluruh identitas seninya dari luka pribadi, identitas gender sebagai orang trans, dan pengalaman kelam di masa remaja.

Permintaan Maaf dan Klarifikasi

Cain mengunggah karya-karya bernuansa gelap, penuh simbol agama, dan tema tabu seperti kekerasan, inses, serta penderitaan perempuan. Ia merilis lagu, ilustrasi, dan video musik secara mandiri sejak 2019, sebelum akhirnya menarik perhatian industri musik alternatif di Amerika Serikat.

Namun, pada 6 Juli 2025, tangkapan layar dari postingan media sosialnya saat berusia 19 tahun kembali beredar. Dalam unggahan lama itu, Cain menggunakan kata N-word, frasa “build that wall!”, serta membuat komentar fat-shaming dan lelucon pemerkosaan. Akun X @herweirdsilas membagikan ulang konten tersebut dan memicu kemarahan warganet.

Cain merespons tuduhan itu tiga hari kemudian. Ia merilis pernyataan lebih dari 2.000 kata melalui Google Docs dan membagikannya lewat Instagram Stories pada 9 Juli 2025. Ia menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada publik.

“Saya benar-benar menyesal dari hati terdalam kepada siapa pun yang membaca itu dulu dan sekarang. Cara apa pun Anda menilai saya setelah ini, itu valid,” kata Cain dalam pernyataan tersebut, dikutip dari Vulture.

Cain menjelaskan bahwa ia tumbuh dalam subkultur daring yang mendorong provokasi demi perhatian. Ia juga mengungkap pengalaman traumatis saat berusia 19 tahun, termasuk pemerkosaan dan perjuangan identitas.

Selain permintaan maaf, Cain juga membantah tuduhan tambahan yang mengaitkan karyanya dengan pornografi anak, kekerasan seksual terhadap hewan, dan glorifikasi kasus kriminal. Ia menyebut bahwa sebagian besar tuduhan itu muncul dari kampanye hitam yang melibatkan peretasan dan penyebaran informasi pribadi.

“Saya menanggapi ini dengan serius dan sedang menempuh jalur hukum,” tulisnya dalam dokumen resmi.LIA