PALU, HAWA.ID – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu berkomitmen mendukung kualitas informasi jelang Pemilihan Umum (Pemilu). Salahsatu bentuk komitmen itu adalah dengan menggelar Uji Kompetensi Jurnalis (UKJ), Sabtu 27 Januari 2024.
UKJ didahului dengan workshop pra UKJ di Hotel Jazz Palu, Jumat 26 Januari 2024 dengan dihadiri belasan Anggota AJI Palu yang menjadi peserta UKJ.
Workshop dengan tema “Profesionalisme Dalam Peliputan Pemilu,” ini menghadirkan narasumber Willy Pramudya dan Budisantoso Budiman dari AJI Indonesia.
Ketua AJI Palu, Yardin Hasan, membuka workshop menegaskan peran vital pers dalam menyajikan informasi yang mencerahkan, bermanfaat, dan kritis bagi masyarakat, terutama dalam konteks persiapan menghadapi pemilihan umum.
Dia juga menekankan pentingnya para jurnalis menjunjung tinggi prinsip-prinsip jurnalisme dan kode etik. Serta mengidentifikasi beberapa tantangan yang dihadapi jurnalis, termasuk keterlibatan pemilik media yang juga merupakan tokoh partai politik, dan tekanan dari massa pendukung calon peserta pemilu.
“Tantangan lainnya adalah tekanan dan ancaman dari massa pendukung calon peserta pemilu. Potensi ancaman ini dapat menyulitkan jurnalis dalam menjalankan tugasnya secara profesional,”jelas Yardin Hasan.
Dampak teknologi informasi juga diakui sebagai faktor yang meningkatkan kompleksitas pekerjaan jurnalis. Pengaruh media sosial dalam menyebarkan informasi dianggap sebagai pemicu polarisasi masyarakat yang semakin tajam. Yardin Hasan pun memberi perhatian khusus pada tingkat kesejahteraan para jurnalis, yang dianggap masih jauh dari harapan dan berpotensi memengaruhi profesionalisme mereka.
Oleh sebab itu, AJI Indonesia menurutnya menyadari perlu ada pelatihan bagi para jurnalis yang akan meliput Pemilu. Dengan pelatihan ini jurnalis dapat bekerja secara profesional, mematuhi kode etik jurnalistik, dan menjaga integritas mereka dalam menghadapi dinamika politik yang kompleks.
Willy Pramudya dalam materinya yang disampaikan melalui aplikasi Zoom meeteng menjelaskan perbedaan pekerjaan dan profesi. Profesi perlu dijalankan dengan etika.
“Seorang jurnalis yang profesional, harus memiliki kecakapan dan etika. Sebuah media yang bertanggung jawab tidak hanya meliput calon. Seandainya ketiga calon Pilpres ini datang ke Makassar, media wajib menugaskan tiga orang untuk meliput agenda tersebut,” ujarnya.
Willy Pramudya menambahkan bahwa cara efektif untuk menjaga keberimbangan dalam berita adalah dengan mengambil komentar ahli. “Bisa dengan cara kedua, untuk membuat berita itu berimbang dengan memberikan komentar pengamat,” tuturnya.
Selain keberimbangan, Willy mengakui bahwa dalam meliput pemilu, keakuratan menjadi kunci agar melahirkan produk jurnalistik yang bermutu.
“Dalam peliputan pemilu, jurnalis harus menyampaikan data pemilu dengan keakuratan. Berita yang berkualitas melahirkan pemilu yang berkualitas. Akurasi menjadi penting dalam peliputan pemilu,” tutupnya.
Dengan demikian, workshop ini menjadi forum penting yang tidak hanya memberikan pemahaman mendalam terkait tantangan-tantangan nyata yang dihadapi jurnalis, tetapi juga memberikan panduan konkret untuk menjaga profesionalisme dan etika dalam menyajikan informasi menjelang pemilihan umum.*/LIA