JAKARTA, – Nilai tukar terhadap dolar Serikat (AS) sejak Senin, 7 April 2025, dilaporkan mengalami pelemahan signifikan.

Berdasarkan pantauan pada pukul 10.00 WIB, rupiah berada di level Rp16.711 per dolar AS, turun tajam dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.

Angka ini menunjukkan depresiasi yang cukup besar dan menjadi sorotan karena melampaui level terendah sejak krisis ekonomi 1998, yang pernah mencatat Rp16.800 per dolar AS.

Pelemahan ini terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi global, termasuk fluktuasi harga komoditas dan meningkatnya tekanan dari tarif impor AS di bawah Donald .

Selain itu, faktor domestik seperti inflasi yang tinggi dan defisit perdagangan yang melebar turut memperburuk kondisi rupiah.

Pasar juga mencatat menurunnya kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi , yang memicu capital outflow atau penarikan dana asing.

Bank (BI) disebut telah melakukan langkah intervensi di pasar valuta asing untuk menahan laju pelemahan.

Namun, hingga siang tadi, rupiah masih bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah.

Analis pasar memprediksi bahwa nilai tukar bisa menyentuh Rp16.750 per dolar AS jika tekanan global dan domestik tidak segera mereda.

Situasi ini juga berdampak pada pasar saham, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun ke level terendah dalam beberapa bulan terakhir.

Pelaku pasar kini menantikan lanjutan dari BI dan untuk menstabilkan nilai tukar dan mendorong kepercayaan investor kembali.*/LIA