JAKARTA, HAWA – Proyek pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela di Maluku senilai Rp 340 triliun memasuki tahap desain teknis pada April 2025.
Proyek ini dioperasikan oleh Inpex Masela Ltd bersama PT Pertamina Hulu Energi Masela dan Petronas Masela Sdn Bhd.
Lapangan Abadi terletak di Laut Arafura, sekitar 160 kilometer lepas pantai Pulau Yamdena, dengan kedalaman laut antara 400 hingga 800 meter. Proyek ini mencakup pembangunan kilang gas alam cair di darat dengan kapasitas produksi 9,5 juta ton LNG per tahun.
Selain itu, proyek ini akan menghasilkan 150 juta kaki kubik gas pipa per hari dan 35.000 barel kondensat per hari.
Inpex Masela Ltd memegang 65 persen saham proyek, sementara Pertamina Hulu Energi Masela memiliki 20 persen dan Petronas Masela Sdn Bhd 15 persen.
Tahap desain teknis, yang disebut Front-End Engineering Design, merupakan langkah menuju keputusan investasi akhir pada 2026. Konstruksi dijadwalkan dimulai pada 2025, dengan target operasional pada kuartal keempat 2029.
Pemerintah mendukung proyek ini melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
“Kami berkomitmen agar proyek ini berjalan sesuai target,” kata Kepala SKK Migas Djoko Siswanto, dikutip dari cnbcindonesia
Proyek ini juga melibatkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon senilai US$ 1,08 miliar. Pada 2024, Inpex telah menyelesaikan akuisisi lahan non-hutan dan analisis dampak lingkungan. Total investasi proyek diperkirakan mencapai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 340 triliun.
Kontrak bagi hasil Blok Masela ditandatangani pada 1998 dan telah diperpanjang hingga 2055. Sebelumnya, Shell Upstream Overseas Services memiliki 35 persen saham, tetapi saham tersebut dialihkan ke Pertamina dan Petronas pada 2023.