JAKARTA, HAWA — Human Rights Watch menuduh Israel sengaja menyasar jurnalis dalam berbagai insiden sejak Oktober 2023 di Gaza, Lebanon, dan Iran.
Serangan terbaru terjadi pada 16 Juni 2025 di Teheran. Saat itu, Israel meluncurkan serangan udara terhadap kantor IRIB, stasiun televisi milik negara Iran. Tiga jurnalis IRINN tewas saat sedang siaran langsung. Beberapa sumber menyatakan Israel telah mengeluarkan peringatan evakuasi, tetapi penghuni gedung tidak menanggapinya.
Organisasi Committee to Protect Journalists (CPJ) mencatat sebanyak 185 jurnalis tewas dalam konflik di Gaza dan Lebanon hingga 2025. Sementara itu, sejak 7 Oktober 2023, laporan menyebut sedikitnya 130 jurnalis tewas di Gaza. Kantor Media Pemerintah Gaza menyebutkan jumlah korban mencapai 173 orang. Mayoritas korban adalah jurnalis lokal yang melaporkan langsung dari wilayah konflik.
Investigasi oleh UN Interim Force in Lebanon menyimpulkan bahwa serangan tank Israel pada 13 Oktober 2023 di Lebanon selatan menewaskan Issam Abdallah, jurnalis Reuters.
Mereka juga menyebut pasukan Israel mengetahui posisi para jurnalis yang mengenakan rompi bertanda “press”. Temuan ini semakin kuta oleh pernyataan Human Rights Watch bahwa serangan itu tampak sengaja dan melanggar hukum internasional.
“Bukti kuat menunjukkan bahwa pasukan Israel mengetahui atau seharusnya mengetahui bahwa kelompok yang mereka serang adalah jurnalis. Ini adalah serangan ilegal dan tampaknya sengaja terhadap kelompok jurnalis yang sangat terlihat,” kata Ramzi Kaiss, peneliti Human Rights Watch, pada Selasa.
Selain itu, CPJ mendokumentasikan beberapa kasus lain di Gaza, termasuk tewasnya Hamza Al-Dahdouh dan Mustafa Thuraya pada Januari 2024. Organisasi tersebut menyatakan belum ada anggota militer Israel yang mendapat hukuman dalam kasus-kasus serupa.
Bantahan Israel
Israel membantah tuduhan bahwa mereka menargetkan jurnalis. Mereka menyatakan hanya menyerang kelompok Hamas. Namun, kurangnya transparansi dalam aturan keterlibatan militer dan tidak adanya investigasi independen memicu kritik dari organisasi pers internasional.
Hingga saat ini, pelaporan langsung dari Gaza tetap terbatas. Pemerintah Israel menerapkan sensor terhadap semua peliputan militer. Media asing hanya dapat masuk dengan izin dan pengawalan, sehingga sebagian besar jurnalis yang tewas berasal dari wilayah Palestina.LIA