Di samping penggambaran dalam agama, nama “” juga memiliki arti yang lebih luas dalam budaya . Dalam bahasa , “” sering kali digunakan untuk merujuk pada udara atau atmosfer.

Namun, secara figuratif, istilah “” juga sering dipakai untuk menggambarkan suasana, perasaan, atau semangat suatu tempat atau situasi. Misalnya, dalam ungkapan “hawa politik”, “hawa kejujuran”, atau “hawa persaudaraan”.

Penggunaan nama “Hawa” dalam bahasa untuk merujuk kepada perempuan atau femininitas juga tidak terhindarkan. Istilah seperti “perempuan Hawa” atau “sifat Hawa” sering digunakan untuk menyoroti karakteristik atau sikap perempuan, baik secara positif maupun negatif.

Hal ini mencerminkan bagaimana kisah Hawa sebagai perempuan pertama dalam tradisi agama telah meresap ke dalam kesadaran kolektif masyarakat Indonesia.

Selain itu, dalam cerita-cerita rakyat atau mitologi Nusantara, tokoh-tokoh perempuan sering kali diidentifikasi dengan karakteristik yang mirip dengan yang terkait dengan Hawa dalam tradisi , seperti sebagai asal-usul manusia atau sebagai mitra yang setia bagi laki-laki.

Dengan demikian, Hawa bukan hanya sebuah nama dalam agama, tetapi juga sebuah yang melambangkan perempuan, femininitas, dan keberadaan manusia itu sendiri.