POSO, HAWA.ID – Film dokumenter berjudul “Kopi Tua Desa Katu” akan tayang perdana dalam Festival Tampo Lore pada 27–28 Juni 2025 di situs megalit Pokeke, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Film berdurasi 25 menit ini mengangkat kisah perjuangan masyarakat adat Katu mempertahankan tanah leluhur mereka melalui penanaman kopi sejak masa kolonial Belanda.
Perkumpulan Jurnalis Wanita Indonesia (JUWITA) memproduksi film ini bersama rumah produksi Alfatwa Multimedia. Tim produksi secara resmi meluncurkan film tersebut pada 17 Mei 2025 di Desa Katu, Kecamatan Lore Tengah.
Ketua JUWITA, Kartini Nainggolan yang juga menjadi sutradara film, menegaskan bahwa dokumenter ini merupakan bentuk penghormatan terhadap warisan sejarah dan identitas masyarakat adat Katu.
“Banyak masyarakat Poso, bahkan warga Behoa sendiri, belum mengetahui sejarah kopi tua yang telah ditanam leluhur mereka sejak ratusan tahun lalu,” ujarnya.
Ia menambahkan, kopi tidak hanya menjadi komoditas, tetapi juga simbol perlawanan.
Pada masa penjajahan Belanda, nenek moyang warga Desa Katu terpaksa menanam kopi agar dapat membayar pajak kepada pemerintah kolonial.
Kesepakatan itu memungkinkan mereka tetap tinggal di tanah warisan. Film ini menunjukkan bahwa biji kopi mewakili perlawanan terhadap pengusiran dan bentuk negosiasi untuk mempertahankan hak atas tanah.
Kopi Tua Desa Katu Menjadi Dokumen Bersejarah
Lebih dari sekadar sejarah, film Kopi Tua Desa Katu menyoroti keterkaitan erat antara alam, budaya, dan keberlanjutan lingkungan. Melalui narasi dan visual khas lembah Lore, dokumenter ini mengajak penonton memahami makna kopi sebagai identitas dan strategi pelestarian. Pemutaran perdana film ini dapat menjadi momentum memperkuat nilai budaya lokal.
Kartini berharap, film ini juga menjadi dokumen bersejarah untuk generasi mendatang.
“Kami ingin generasi muda tahu, tanah mereka punya sejarah yang tak boleh hilang. Ini baru awal. Kami berharap ini bisa menjadi pemantik untuk generasi muda menggali kembali sejarah di daerahnya masing-masing” tutupnya.
Festival Tampo Lore 2025 sendiri mengusung tema “Merawat Jejak Leluhur di Tanah Megalit”. Akan menampilkan berbagai pertunjukan budaya, diskusi adat, serta karya visual dari komunitas lokal.LIA