, HAWA.ID- provinsi (Sulteng) melalui komisi III dan IV membahas langkah antisipasi penanganan banjir yang terus terjadi di kabupaten Parigi Moutong ( Parmout) bersama OPD dan instansi terkait, Senin (29/8/2022).

Wakil ketua Sulteng, Hj Djanggola yang memimpin RDP mengatakan, banjir besar yang terjadi di Parmout tidak hanya terjadi satu atau dua kali, namun terjadi hampir setiap tahun.

Menurutnya, beberapa tahun lalu terjadi banjir yang menyebabkan jembatan di desa Boyantongo rusak berat. Tahun ini, terjadi lagi banjir besar di desa Torue yang menelan begitu banyak korban dan menewaskan warga.

“Saat ini kami ingin mendengarkan langkah-langkah mengatasi masalah banjir, dan juga bagaimana mengantisipasi agar banjir tidak terjadi lagi di Parigi Moutong,” kata .

Dia menambahkan bahwa saat melakukan di wilayah Parmout, keluhan warga yang paling menonjol adalah masalah banjir yang terus terjadi.

“Aspirasi yang sangat diharapkan warga adalam masalah keseriusan mengatasi banjir yang terus terjadi,” ujarnya.

Penanganan banjir harus dilakukan secara terpadu dan holistik. Karena memang seluruh instansi sudah melakukan langkah-langkah dalam penanganan banjir, namun harus segera dilaksanakan dalam waktu yang tidak terlalu lama dan harus terjadwal agar nasib warga yang menjadi korban bisa teratasi. Misalnya kata dia, soal tempat tinggal, mata pencaharian yang sudah hilang, dan yang tidak bisa bersekolah lagi.

Sementara itu, Kepala biro pembangunan BPBD Sulteng, Arman mengatakan, bencana per tahun 2021 292 kejadian. Dan dominan 180 kejadian banjir. Sementara tahun 2022 per Januari sampai Agustus, 156 kejadian  bencana dan 137 adalah bencana banjir.

Menurutnya,kKorban banjir di Torue beberapa waktu lalu berdasarkan data dari Basarnas, korban meninggal 3 orang, 4 orang hilang.

Untuk penanganan banjir di Torue kata dia, soal sungai sudah diambil alih  oleh pemerintah pusat, sementara pemerintah provinsi bertanggung jawab soal hunian sementara (huntara) sebanyak 40 Kepala Keluarga (KK). “Penanganan banjir di Torue kami tetap berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten. Alhamdulillah kami tetap stay di lokasi untuk alat berat ada di lokasi,” ujarnya.ECA