PALU, HAWA.ID — Disiplin dan kehadiran dokter spesialis di Rumah Sakit (RS) Anutapura Palu menjadi sorotan anggota DPRD Kota Palu. Sejumlah wakil rakyat menilai masih banyak keluhan masyarakat terkait jarangnya dokter spesialis yang hadir di rumah sakit pada jam kerja.
Sorotan itu disampaikan dalam kunjungan kerja (kunker) Komisi A DPRD Kota Palu ke RS Anutapura, Senin (13/10/2025). Kunjungan dipimpin Ketua Komisi A, Irsan Satria, didampingi sejumlah anggota dewan untuk membahas berbagai persoalan strategis, termasuk rencana anggaran tahun 2026 dan peningkatan kualitas layanan kesehatan.
Dalam pertemuan di ruang diskusi RS Anutapura, Irsan menegaskan pentingnya kedisiplinan tenaga medis, terutama dokter spesialis.
“Jangan sampai para dokter lebih memikirkan praktik pribadinya daripada tanggung jawab di rumah sakit. Kami harap semuanya dapat disiplin dan tepat waktu,” tegas Irsan.
Anggota Komisi A, Arif Miladi, turut menyoroti persoalan sumber daya manusia dan fasilitas pelayanan. Ia menilai keberadaan dokter spesialis, khususnya spesialis urologi, masih sangat terbatas.
“Saya menyoroti kekurangan tenaga dokter spesialis urologi yang sangat dibutuhkan masyarakat. Ini menjadi perhatian penting untuk segera dipenuhi,” ujarnya.
Selain kekurangan tenaga medis, Arif juga menyinggung keterbatasan armada ambulans. Dari tiga unit yang dimiliki RS Anutapura, hanya satu unit yang dinilai masih layak digunakan.
“Pihak rumah sakit perlu menambah armada ambulans untuk mendukung pelayanan kepada masyarakat. Ini bagian penting dari sistem pelayanan rumah sakit,” tambahnya.
Meski begitu, Arif mengapresiasi sejumlah inovasi layanan rumah sakit, seperti program Sejuta Doa, Sedekah Darah, Home Lab Anutapura, dan Poliklinik Eksekutif Sore.
“Kami mengapresiasi inovasi-inovasi tersebut karena semuanya bertujuan meningkatkan mutu pelayanan bagi masyarakat Kota Palu,” katanya.
Sementara itu, anggota Komisi A dari Fraksi Hanura, Rustia Tompo, menegaskan agar RS Anutapura tidak menolak pasien dengan alasan apa pun, termasuk jika kapasitas kamar penuh.
“Sesuai arahan Wali Kota, rumah sakit tidak boleh menolak pasien. Kalau memang penuh, harus segera berkoordinasi dengan rumah sakit lain untuk melakukan rujukan,” ujarnya.
Rustia juga menyoroti kualitas gizi makanan pasien, bahkan berencana melakukan peninjauan langsung ke dapur rumah sakit.
“Kalau ada waktu luang, saya akan datang langsung mengecek dapur rumah sakit untuk memastikan gizi makanan pasien benar-benar diperhatikan,” tambahnya.
Kunjungan kerja tersebut merupakan bagian dari agenda rutin Komisi A DPRD Palu bersama mitra kerja, guna memastikan peningkatan pelayanan publik di sektor kesehatan.
Menanggapi hal itu, Kepala Bagian Perencanaan dan Pengembangan RS Anutapura, I Gusti Ayu Ngurah Susanti, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan tiga program prioritas pada tahun mendatang.
“Kami memprioritaskan penguatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), peningkatan upaya kesehatan masyarakat, serta pengembangan sumber daya manusia,” jelas Susanti.
Ia juga menambahkan, kebutuhan fasilitas seperti alat kesehatan, ambulans jenazah, dan ambulans rujukan menjadi perhatian utama yang akan disampaikan kepada pemerintah daerah.LIA