PALU, HAWA.ID – Anak Miskin Harus Bisa Sekolah, Dunia Usaha Harus Turut Andil. Hal ini diungkapkan Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, saat membuka secara resmi pertemuan awal penyerahan sertifikat PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) untuk periode 2023–2024, Kamis (24/4/2025). Didampingi Wakil Gubernur dr. Reny Lamadjido, Anwar menjadikan forum ini sebagai ajang strategis untuk menyampaikan visi besar pembangunan daerah bertajuk Sulteng Nambaso.

Dalam sambutannya, Anwar menyapa para pelaku usaha, khususnya dari kawasan Morowali dan Morowali Utara. Ia mengapresiasi kehadiran mereka dan mengajak seluruh perusahaan bersinergi membangun Sulawesi Tengah.

“Kalau diizinkan, saya ingin berdiskusi langsung dengan teman-teman pengusaha malam nanti. Kita harus bersama-sama menjaga keberagaman dan memajukan daerah ini,” ujarnya.

Gubernur kemudian memaparkan visi Sulteng Nambaso yang berarti “Anak Miskin Bisa Sekolah”. Ia menegaskan bahwa pembangunan sumber daya manusia menjadi fokus utama pemerintahannya. Lewat misi Berani Cerdas, Pemprov telah menyalurkan beasiswa kepada 30 ribu mahasiswa dan menargetkan menyentuh seluruh 60 ribu mahasiswa Sulteng. Ia mendorong perusahaan ikut memberikan beasiswa sesuai kapasitas masing-masing.

“Kalau perusahaan sudah bantu, pemerintah bisa alihkan ke mahasiswa lain. Ini upaya kolaboratif agar tak ada anak yang tertinggal,” tegas Anwar.

Hanya dengan KTP Bisa Dapat Layanan Kesehatan di Sulteng

Melalui misi Berani Sehat, Pemprov Sulteng kini menjamin layanan kesehatan cukup dengan KTP tanpa perlu BPJS aktif. Ia juga merintis pembangunan rumah sakit berkelas internasional yang akan di bangun di Sulteng.

“Nilai SDA yang keluar dari Sulteng Rp570 triliun. Masa kita tidak bisa bangun RS dunia?” tanyanya.

Ia juga menyoroti pentingnya pelatihan tenaga kerja lokal dan menyarankan perusahaan menyekolahkan anak-anak Sulteng ke luar negeri demi penguasaan teknologi tinggi.

Selain itu, Anwar menyinggung infrastruktur, elektrifikasi desa, konektivitas jaringan, pertanian, perikanan, dan nilai-nilai keagamaan dalam delapan misi Sembilan Berani. Ia meminta emua perusahaan mendukung semua lini, termasuk membeli kapal untuk nelayan dan menjamin kebebasan beribadah di tempat kerja maing-masing.

“Pemerintah hadir, tapi tak bisa bekerja sendiri. Kita butuh tangan Bapak-Ibu semua,” tutup Anwar.ECA