, HAWA.ID – Bakal calon Sulteng Ahmad Ali menyebut bahwa dirinya telah berkeinginannya untuk mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sejak tahun 2015.

Hal itu disampaikan saat pengukuhan tim koalisi pemenangan Kabupaten Touna, Jumat (20/9/2024).

“Saat itu istri saya (Nilam Sari Lawira) bilang jangan dulu, karna baru sekitar beberapa bulan jadi anggota pada pileg 2014, jangan jadikan sebagai batu loncatan untuk meninggalkan masyarakat, akhirnya batal,” ucapnya.

Kemudian, pada tahun 2019 dirinya tidak ingin lagi megikuti Pemilihan Legislatif (Pileg) karena ingin mencalonkan sebagai Sulteng.

Tetapi, partainya (NasDem) mewajibkan untuk tetap maju mengikuti kontestasi Pileg tersebut.

“Tahun 2019 itu mestinya saya tidak maju lagi sebagai caleg, karena ada niat maju tahun 2020, tapi partai wajibkan saya harus maju, eh begitu terpilih, saya ditarik sebagai Wakil Ketua NasDem,” ujarnya.

“Saat itu saya mau membangkang untuk kepentingan masyarakat , tapi kalau saya membangkang, maka terjadi 2 kali pembangkangan, yaitu terhadap partai dan masyarakat yang memberikan mandat kepada saya untuk menjadi anggota DPR bukan Gubernur,” tambahnya.

Menurut Ahmad Ali, pada Pileg 2019 dirinya mendapatkan total 157 ribu suara dari masyarakat .

“Suara kedua dibawah saya tidak sampe 50 ribu, kalau saya mundur dan digantikan yang suara kedua, saya tidak yakin yang memilih saya itu mengharapkan saya diganti,” tuturnya.

Kata Ahmad Ali, saat Pileg 2024 dirinya telah mengambil keputusan untuk tidak maju lagi dan fokus untuk membangun .

“Untuk itu, saya suruh istri untuk maju sebagai calon dapil sulteng, kalau saya maju lagi, mengikat moralitas diri saya dan tidak bisa maju sebagai Gubernur, karena ada amanat masyarakat sulteng sebagai anggota ,” jelasnya.

Olehnya, pada pelaksanaan Pilkada 2024 ini Ahmad Ali berkomitmen untuk mensejahterakan seluruh masyarakat Sulawesi Tengah.

“Ketika nanti saya jadi gubernur, maka jutaan masyarakat sulawesi tengah tidak boleh ada yang lapar, selama saya memimpin,” pungkasnya.SID