PARIS, HAWA — Seorang wanita asal China berusia 24 tahun tertangkap melakukan pencurian emas di Museum Paris senilai sekitar Rp29 miliar. Pencurian terjadi pada 16 September 2025 di Museum Sejarah Alam, saat petugas kebersihan menemukan puing-puing dan kurator memastikan sejumlah emas bersejarah hilang.
Pihak kepolisian Prancis menyebut total emas yang dicuri mencapai hampir 6 kilogram dengan nilai kerugian sekitar 1,5 juta euro atau setara US$1,7 juta. Barang curian termasuk emas dari Bolivia yang disumbangkan pada abad ke-18, emas Ural Rusia pemberian Tsar Nicholas I pada 1833, serta bongkahan emas dari California dan Australia.
Menurut penyidik, pelaku memotong dua pintu museum menggunakan gerinda dan membobol etalase dengan obor las. Petugas menemukan peralatan seperti obor, tabung gas, gergaji, dan obeng di sekitar lokasi kejadian. Rekaman kamera pengawas menunjukkan pelaku masuk sekitar pukul 01.00 dini hari dan keluar pada 04.00 pagi.
Setelah kejadian, sebagian emas yang dicuri ditemukan dalam kondisi telah dicairkan, sementara sisanya dibuang di lokasi berbeda. Pelaku kemudian berhasil ditangkap dan diserahkan ke otoritas Prancis pada 13 Oktober. Ia resmi didakwa atas pencurian dan konspirasi kriminal oleh jaksa setempat.
Kepolisian Prancis bekerja sama dengan Ministère de la Culture untuk meninjau ulang sistem keamanan museum nasional. Kasus ini menimbulkan kekhawatiran publik mengenai lemahnya pengawasan di museum Prancis, terutama setelah insiden serupa terjadi beberapa hari sebelumnya di Museum Louvre.
“Hampir 6 kilogram emas asli dicuri, dengan kerugian diperkirakan mencapai 1,5 juta euro,” kata laporan BBC International yang dikutip oleh CNBC Indonesia. Laporan itu juga menegaskan bahwa nilai historis dan ilmiah koleksi tersebut tidak ternilai.
Sementara itu, penyidik terus menelusuri kemungkinan adanya jaringan yang membantu pelaku dalam pencurian emas di Museum Paris. Otoritas berkomitmen memperketat pengamanan agar kejadian serupa tidak terulang di lembaga budaya Prancis lainnya.*/LIA