SIGI, HAWA – Arafah, sebuah padang luas nan suci di Mekkah, menyimpan jejak sejarah panjang yang tak ternilai.
Di tanah suci inilah, jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia berkumpul setiap tahunnya untuk melaksanakan puncak ibadah haji, yaitu wukuf.
Lebih dari sekadar ritual keagamaan, Arafah menyimpan kisah-kisah inspiratif dan makna mendalam yang patut ditelusuri.
Menelusuri Jejak Kuno
Menurut riwayat, Arafah telah menjadi tempat suci sejak zaman Nabi Adam dan Hawa. Di sinilah mereka dipersatukan kembali setelah diturunkan ke bumi.
Jejak sejarah Arafah pun terukir dalam Al-Qur’an, seperti dalam Surat Al-Baqarah ayat 198 yang menceritakan tentang permohonan Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail, untuk menjadikan Arafah sebagai tempat ibadah. Dalam Al-Qur’an disebutkan:
“لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ فَإِذَا أَفَضْتُمْ مِنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوا اللَّهَ عِنْدَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ وَاذْكُرُوهُ كَمَا هَدَاكُمْ وَإِنْ كُنْتُمْ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الضَّالِّينَ” (البقرة: 198)
“Artinya: Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy’aril Haram. Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.”
Era Nabi Muhammad SAW dan Kelahiran Islam
Pada masa Nabi Muhammad SAW, Arafah menjadi saksi bisu momen penting dalam sejarah Islam.
Di lembah Arafah inilah Nabi Muhammad SAW menyampaikan khutbah terakhirnya pada Haji Wada’ tahun 632 M, berisikan pesan-pesan penting tentang persatuan, persaudaraan, dan keadilan.
Khutbah ini menekankan nilai-nilai kemanusiaan dan moralitas, yang menjadi pedoman bagi umat Islam sepanjang masa.
Dalam khutbah tersebut, Rasulullah SAW bersabda:
“يا أيها الناس، إن ربكم واحد وإن أباكم واحد، كلكم لآدم وآدم من تراب. إن أكرمكم عند الله أتقاكم، ليس لعربي فضل على عجمي إلا بالتقوى”
“Artinya: Wahai manusia, sesungguhnya Tuhanmu adalah satu dan ayahmu adalah satu. Kalian semua berasal dari Adam dan Adam berasal dari tanah. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas non-Arab kecuali dengan takwa.”
Perkembangan Arafah di Era Modern
Seiring dengan perkembangan zaman, Arafah terus mengalami transformasi. Berbagai fasilitas dan infrastruktur modern dibangun untuk menunjang kenyamanan dan keamanan jemaah haji.
Misalnya, pemerintah Saudi Arabia telah membangun tenda-tenda ber-AC, jalur pejalan kaki yang tertata rapi, serta fasilitas kesehatan yang lengkap. Namun, esensi kesucian dan makna Arafah tetap terjaga.
Jutaan umat Islam tetap merasakan keagungan spiritual di tempat ini setiap tahunnya, menjadikannya sebagai salah satu tempat spiritual yang memukau bagi umat Islam di seluruh dunia.
Makna Mendalam Arafah Bagi Umat Islam
Bagi umat Islam, Arafah bukan sekadar tempat fisik, melainkan simbol persatuan, pengampunan, dan kesempatan untuk kembali ke fitrah manusia.
Di Arafah, jemaah haji diingatkan akan kesamaan derajat dan pentingnya saling membantu.
Momen wukuf di Arafah bagaikan momen pengadilan akbar, di mana manusia diadili atas segala perbuatannya dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits:
“الحج عرفة” (رواه الترمذي)
“Artinya: Haji adalah (wukuf di) Arafah.”
Ini menunjukkan betapa pentingnya momen wukuf di Arafah dalam rangkaian ibadah haji.
Menyimpulkan Makna Arafah
Menelusuri jejak sejarah Arafah membawa kita pada pemahaman yang lebih mendalam tentang makna ibadah haji dan esensi Islam.
Arafah adalah tempat suci yang tak hanya menyentuh jiwa, tetapi juga mengingatkan kita tentang nilai-nilai kemanusiaan dan pentingnya persatuan umat Islam.
Momen di Arafah mengajarkan kita untuk selalu kembali ke jalan yang benar, memperbaiki diri, dan memperkuat ikatan persaudaraan antar sesama muslim.LIA