PEKANBARU, HAWA.ID – Sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan seorang ibu sukses menenangkan anaknya saat sedang tantrum. Video tersebut diunggah oleh akun TikTok bernama Corinthians Manogari dan dalam waktu singkat telah viral dengan jumlah penonton mencapai hampir 4 juta kali. Video ini menjadi sangat populer karena cara sang ibu menghadapi anak tantrum dengan bijaksana dan penuh kasih sayang.
Dalam video tersebut, terlihat seorang anak yang sedang marah dan menangis keras-keras. Sang ibu dengan sabar mencoba menenangkan anaknya namun tetap membiarkan sang anak meluapkan emosinya. Bahkan Sang Ibu mengajak anaknya untuk berbicara, meluapkan perasaan sang anak saat itu. Hingga kemudian, ibu tersebut berhasil menenangkan emosi sang anak lalu menawarkan pelukan yang penuh kasih sayang
@abang_corinth maafkan doublechin mamak yg sangat tydack ramah 🙈#abangcorinth #mamakresignbahagia #pekanbaru #mamakcorinth #TerimaTantanganRoyco ♬ Sial – Mahalini
Anak tantrum merupakan perilaku yang umum dialami oleh sebagian besar anak-anak selama proses pertumbuhan mereka. Perilaku tersebut terjadi ketika anak kesal, frustrasi, atau marah, dan kemudian bereaksi secara berlebihan, seperti merengek, menangis, berteriak, melempar barang atau bahkan menyakiti dirinya sendiri. Orang tua harus bisa menghadapi anak tantrum dengan bijak agar tidak menjadi masalah yang lebih besar.
Mengapa Anak Melakukan Tantrum?
Perilaku tantrum pada anak biasanya dimulai pada usia 1-4 tahun. Pada usia tersebut, anak belum memiliki kemampuan untuk mengontrol emosi mereka, sehingga mudah tersulut amarah dan kecewa. Selain itu, anak juga belum memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan perasaan mereka dengan tepat.
Beberapa penyebab anak tantrum antara lain adalah:
- Anak tidak mendapatkan apa yang diinginkannya
- Anak merasa tidak dihargai atau tidak diperhatikan oleh orang dewasa di sekitarnya
- Anak lelah atau kelelahan karena rutinitas harian yang padat
- Perubahan lingkungan atau situasi yang tidak sesuai dengan keinginan anak
Dita Juwita, seorang Dosen dan Konselor yang juga turut membagikan Video tersebut mengatakan bahwa Anak Tantrum adalah perilaku normal yang batasan terjadi hanya pada anak di usia prasekolah.
“Kalau di usia tersebut tantrumnya belum selesai (atau belum tantrum sama sekali) biasanya tantrum akan kembali muncul di usia remaja, kalau di usia remaja tantrum belum selesai, tantrum akan muncul lagi di usia dewasa. Tantrum adalah fase perkembangan yang penting untuk anak.” tukasnya
Penerima Cum Laude Termuda ini juga memberikan dukungan pada sang Ibu. Menurutnya apa yang dilakukan dalam video tersebut sudah sangat tepat.
Cara Orang Tua Menghadapi Anak Tantrum
Sebagai orang tua, menghadapi anak tantrum membutuhkan kesabaran dan pengertian. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghadapi anak tantrum dengan bijak:
- Tetap Tenang
Ketika anak tantrum, penting untuk tetap tenang dan tidak ikut terbawa emosi anak. Hal ini bertujuan untuk membantu anak merasa aman dan tenang kembali. Orang tua dapat memberikan contoh yang baik dengan menunjukkan sikap yang tenang dan sabar.
- Cari Tahu Penyebab Perilaku Tantrum
Usahakan untuk mencari tahu apa yang menyebabkan anak melakukan tantrum. Bertanyalah pada anak dengan sopan dan sabar. Jangan langsung menghakimi atau menuduh anak tanpa alasan yang jelas. Dengan mencari tahu penyebabnya, orang tua dapat menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi perilaku tantrum anak.
- Ajarkan Anak untuk Mengungkapkan Perasaannya
Memberikan pengertian kepada anak bahwa mengungkapkan perasaannya adalah hal yang penting dan baik dilakukan. Ajarkan anak untuk menyampaikan perasaannya dengan kata-kata yang tepat dan sopan. Hal ini akan membantu anak belajar mengontrol emosinya dan meningkatkan kemampuan komunikasinya.
- Berikan Pujian dan Penghargaan
Saat anak berhasil mengontrol emosinya dan tidak melakukan tantrum, orang tua sebaiknya memberikan pujian dan penghargaan. Hal ini akan membuat anak merasa senang dan termotivasi untuk terus berusaha mengontrol emosinya.
- Hindari Memberikan Reward yang Berlebihan
Penting untuk menghindari memberikan reward yang berlebihan setelah anak berhasil mengendalikan emosinya. Hal ini dapat membuat anak menjadi tergantung pada hadiah dan kehilangan motivasi untuk berusaha mengontrol emosinya sendiri.
- Berikan Pilihan yang Terbatas
Ketika anak meminta sesuatu yang tidak bisa dipenuhi, orang tua dapat memberikan pilihan-pilihan yang terbatas untuk memilih. Hal ini akan membuat anak merasa memiliki kendali atas situasi dan memperkecil kemungkinan anak melakukan tantrum.
- Jangan Menyerah
Menghadapi anak tantrum membutuhkan kesabaran dan waktu. Orang tua sebaiknya tidak menyerah dan terus memberikan dukungan dan bimbingan pada anak. Jangan malu untuk mencari bantuan dari ahli psikologi atau konsultan anak jika diperlukan.
Dalam menghadapi anak tantrum, orang tua harus memiliki kesabaran dan pengertian. Orang tua juga harus memberikan contoh yang baik dengan menunjukkan sikap yang tenang dan sabar. Dengan cara ini, anak akan belajar mengontrol emosinya dan meningkatkan kemampuan komunikasinya. Jangan ragu untuk mencari bantuan dari ahli psikologi atau konsultan anak jika diperlukan.
Ingatlah bahwa setiap anak memiliki waktu dan cara yang berbeda dalam mengatasi emosi mereka. Penting bagi orang tua untuk tetap sabar dan memberikan dukungan pada anak agar mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan kuat secara emosional.*LIA