WASHINGTON DC, HAWA — Presiden Donald Trump akan menandatangani perintah eksekutif yang memberi TikTok perpanjangan tenggat selama 90 hari untuk menyelesaikan divestasi operasional di Serikat. Perpanjangan ini berlaku hingga sekitar 18 September 2025 dan menjadi yang ketiga sejak awal tahun.

Langkah ini memungkinkan ByteDance, perusahaan asal Tiongkok pemilik TikTok, untuk terus mengoperasikan aplikasinya di AS sambil merampungkan proses penjualan. TikTok saat ini memiliki sekitar 170 juta pengguna di Serikat.

AS sendiri telah melakukan Perpanjangan sebelumnya pada 19 Januari dan 4 April 2025, masing-masing selama 75 hari. Tenggat terbaru sebelumnya pada 19 Juni 2025.

Sekretaris Pers , Karoline Leavitt, menyampaikan bahwa Presiden Trump tetap ingin TikTok beroperasi di AS.

“Perpanjangan ini akan berlangsung selama 90 hari, yang akan digunakan untuk memastikan kesepakatan ini selesai sehingga rakyat dapat terus menggunakan TikTok dengan jaminan bahwa data mereka aman dan terlindungi,” kata Leavitt pada Selasa.

Presiden Trump juga menyinggung perlunya persetujuan dari Tiongkok. “Kami mungkin harus mendapatkan persetujuan dari Tiongkok. Saya pikir kami akan mendapatkannya. Saya pikir Presiden Xi pada akhirnya akan menyetujui,” ujarnya.

TikTok Dapat Perpanjangan Tenggat berdasarkan Undang-Undang Keamanan Nasional AS tahun 2024 yang mewajibkan ByteDance menjual operasinya di AS. Agung AS telah mengesahkan regulasi tersebut, yang mengharuskan penjualan ke pihak non-Tiongkok demi menjaga keamanan data.

Namun, kebijakan ini menuai sorotan karena kurang tegas terhadap Tiongkok. Beberapa kritik muncul di media yang mempertanyakan konsistensi sikap terhadap isu keamanan data.

Sebelumnya, kesepakatan divestasi hampir terjadi pada April 2025. Namun, proses itu gagal karena Tiongkok menolak akibat pengenaan tarif oleh AS. Trump tetap optimistis bahwa kesepakatan baru akan tercapai sebelum batas waktu terbaru.

ByteDance belum memberikan tanggapan resmi. Saat ini, pemerintah AS masih berupaya menyelesaikan proses divestasi sambil menjaga TikTok tetap tersedia bagi pengguna. Departemen Perdagangan AS menjelaskan rincian teknis proses ini melalui www.commerce.gov.LIA