SIGI, HAWA – Puluhan dan calon siswa mengikuti pertemuan orientasi Sekolah Rakyat di Sentra Nipotowe Palu, Kementerian Sosial RI, yang berlokasi di Kalukubula, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, , Selasa (10/6/2025).

Pertemuan ini bertujuan memperkenalkan lokasi sekolah kepada para calon siswa dan , sekaligus menjelaskan program pendidikan gratis dan berkualitas untuk keluarga miskin.

Pertemuan berlangsung penuh haru, memperlihatkan kisah-kisah perjuangan hidup, komitmen sosial, dan strategi jangka panjang pemberdayaan keluarga miskin. Salah satu kisah datang dari Aditya, yatim yang kehilangan kedua orang tuanya dalam bencana tsunami 2018. Kini, Aditya tinggal bersama neneknya di lokasi pengungsian dan berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Saya hidup di bawah garis ,” ujar sang nenek dengan suara terbata. “Terima kasih, Pak Prabowo. Semoga suatu saat saya bisa bertemu langsung. Inilah kami, para korban tsunami yang tinggal di pengungsian dekat hutan kota.” Harapan itu sederhana, tetapi mencerminkan keyakinan besar agar cucunya bisa mengenyam pendidikan layak.

Kisah Aditya mewakili suara banyak keluarga miskin di sekitar Palu yang berharap pendidikan menjadi jalan keluar dari . Kehadiran Sekolah Rakyat menjadi simbol bahwa keterbatasan ekonomi tidak boleh menghalangi hak untuk belajar dan berkembang.

Kepala Sentra Nipotowe Palu, Diah Rini Lesmawati, memastikan timnya mencatat dan memverifikasi setiap calon siswa. Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak hanya mendata, tetapi juga memperjuangkan hak -anak miskin agar mereka bisa bersekolah.

“Kami mencatat Aditya sebagai anak yatim yang diasuh oleh neneknya,” ujar Diah. “Gambaran para calon siswa menjadi dasar perjuangan kami agar mereka bisa mengakses pendidikan di Sekolah Rakyat.”

Sekolah Rakyat Tempat Pemulihan Martabat Keluarga

Diah menegaskan bahwa Sekolah Rakyat bukan sekadar lembaga pendidikan formal, melainkan tempat pemulihan martabat keluarga miskin. Ia memastikan tak ada anak yang tertinggal hanya karena faktor ekonomi.

“Kami hadir bukan hanya untuk mendidik, tetapi juga memulihkan martabat keluarga miskin,” tegasnya.
Dalam pertemuan tersebut, para mendapat penjelasan rinci tentang fasilitas yang akan diterima siswa. Selain pendidikan gratis, Sekolah Rakyat memberikan perlengkapan sekolah lengkap, mulai dari seragam, sepatu, alat tulis, hingga laptop dan perlengkapan kebersihan pribadi. Setiap siswa juga akan menerima jatah makan harian, pakaian layak, dan akses fasilitas pendukung lainnya.

Sekolah Rakyat juga bekerja sama dengan ekosistem pendidikan unggulan dan sejumlah perguruan tinggi. Selain itu, para siswa akan mendapatkan pendampingan dari pekerja sosial yang memberikan bimbingan belajar, mentoring, dan pelatihan keterampilan hidup (soft skills).

Tahun ini, Sentra Nipotowe membuka kesempatan bagi 50 anak dari keluarga miskin untuk bergabung sebagai siswa Sekolah Rakyat.

Setelah sesi orientasi, para orang tua dan calon siswa meninjau langsung lokasi pembangunan sekolah yang akan digunakan untuk Tahun Ajaran 2025/2026. Mereka melihat fasilitas seperti ruang kelas, asrama, perpustakaan mini, aula kegiatan, ruang makan, dan sarana pendukung lainnya.

Dengan hadirnya Sekolah Rakyat di Sentra Nipotowe, pemerintah menunjukkan komitmen nyata untuk memastikan setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak, berkualitas, dan berkeadilan.ECA