, HAWA – Titiek Puspa, yang meninggal dunia pada 10 April 2025, dikenal sebagai salah satu ikon musik Indonesia. Perjalanan kariernya dimulai dari penyanyi radio di era 1950-an hingga menjadi legenda yang karyanya dikenang hingga kini.

Titiek Puspa lahir dengan nama Hj. Sudarwati pada 1 November 1937 di Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan. Ia pertama kali tampil di dunia hiburan sebagai penyanyi radio di Banjarmasin.

Bakatnya terdeteksi saat ia masih remaja, dan pada usia 17 tahun, ia mulai merekam lagu pertamanya.

Pada 1950-an, Titiek pindah ke dan bergabung dengan Radio Republik Indonesia (RRI). Di sana, ia tampil bersama penyanyi lain seperti dan S. Effendi.

Namanya mulai dikenal luas setelah merilis lagu “Si Hitam Manis” pada 1957, yang menjadi salah satu hits awalnya.

Karier Titiek semakin menanjak di era 1960-an. Ia menulis dan menyanyikan lagu-lagu populer seperti “Marilah Kemari” dan “Bingung”.

Pada 1970-an, ia menciptakan karya monumental berjudul “Kupu-Kupu Malam”, yang terinspirasi dari kisah nyata seorang pekerja malam. Lagu ini kemudian diadaptasi menjadi pada 1977, dengan Titiek turut berperan sebagai aktris.

Selain menyanyi, Titiek juga aktif di dunia akting dan penulisan lagu. Ia tampil dalam beberapa seperti “Di Balik Kelambu” (1983) dan “Catatan Si Boy” (1987).

Total, ia telah menciptakan lebih dari 100 lagu sepanjang kariernya, banyak di antaranya dinyanyikan oleh penyanyi lain seperti Chrisye dan Vina Panduwinata.

Titiek Puspa menerima berbagai penghargaan atas kontribusinya. Pada 2009, ia dianugerahi Lifetime Achievement Award dari AMI Awards atas dedikasinya di musik.

Hingga akhir hayatnya, ia tetap produktif, termasuk tampil di acara televisi dan kegiatan .

Kepergian Titiek pada usia 87 tahun di Sakit Medistra, Selatan, menandai berakhirnya era panjang kariernya. Karya-karyanya terus dikenang sebagai bagian dari musik Indonesia.LIA