DOHA, HAWA — Qatar dan Arab Saudi mengutuk serangan rudal Iran ke Pangkalan Udara Al Udeid pada 23 Juni 2025. Serangan rudal Iran ke pangkalan AS tersebut tidak menimbulkan korban, namun meningkatkan ketegangan di kawasan.
Iran meluncurkan 6 hingga 10 rudal balistik ke Pangkalan Al Udeid di Qatar, yang menjadi markas Komando Pusat AS dan menampung sekitar 10.000 personel. Kementerian Pertahanan Qatar menyatakan bahwa sistem pertahanan udara berhasil mencegat seluruh rudal.
“Pertahanan udara Qatar berhasil mencegat serangan rudal Iran, dan insiden ini berakhir tanpa kematian atau cedera,” ujar pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Qatar.
Juru bicara Kemenlu Qatar, Majed Al-Ansari, menyebut serangan tersebut sebagai pelanggaran kedaulatan dan menegaskan hak Qatar untuk merespons secara langsung.
“Qatar berhak untuk membalas secara langsung dengan cara yang sebanding dengan sifat dan skala agresi terang-terangan ini,” katanya pada Senin.
Serangan ini merupakan respons Iran atas serangan udara Amerika Serikat ke tiga fasilitas nuklir di Iran, yakni Fordo, Natanz, dan Isfahan, pada akhir pekan sebelumnya. Iran juga meluncurkan rudal ke Pangkalan Ain al-Asad di Irak, meskipun belum ada konfirmasi bahwa rudal tersebut mengenai sasaran.
Arab Saudi menyatakan dukungan penuh kepada Qatar dan mengutuk tindakan Iran.
“Kerajaan mengutuk agresi Iran terhadap Qatar. Ini tidak dapat diterima dan tidak dapat dibenarkan dalam keadaan apa pun,” bunyi pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.
Bahrain dan Kuwait tidak mengalami serangan langsung, tetapi mengaktifkan status siaga tinggi dan menutup wilayah udara sementara. Langkah ini menyebabkan penundaan beberapa penerbangan komersial.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump dan pejabat pertahanan berkumpul di Situation Room Gedung Putih untuk memantau situasi. Pentagon menyatakan tidak ada korban dari pihak AS dalam insiden ini.
Iran mengklaim telah memberi peringatan dini kepada Qatar dan AS, untuk menghindari korban jiwa, serupa dengan strategi mereka pada 2020.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Yordania menyerukan penghentian operasi militer dan mendorong kembalinya jalur diplomasi untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Salah satu frasa yang digunakan Arab Saudi, “solidaritas penuh untuk Qatar,” menegaskan sikap kooperatif antar negara Teluk di tengah ancaman regional yang meningkat.LIA