DONGGALA, HAWA.ID — Upaya penanganan dan pencegahan stunting di Kecamatan Pinembani mendapat perhatian serius dari Puskesmas Mpasanggani Pinembani. Program ini dilakukan secara menyeluruh sejak tahap paling awal, termasuk dengan menekan angka pernikahan usia dini yang berisiko terhadap kesehatan ibu dan anak.
Plt. Kepala Puskesmas Mpasanggani Pinembani, Anwari Rusno, SKM, menjelaskan bahwa pihaknya menggandeng pendeta setempat untuk memastikan calon pasangan muda yang belum siap secara fisik dan mental tidak menikah terlalu dini.
“Kami bekerja sama dengan tokoh agama agar pernikahan usia dini dapat dicegah, karena kesiapan fisik dan mental sangat berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan anak,” ujar Anwari, Selasa (7/10/2025).
Selain pendekatan sosial, Puskesmas juga memberikan layanan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin, termasuk pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) guna mendeteksi risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil. Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk mencegah potensi stunting sejak dini.
Dalam pelaksanaannya, Puskesmas turut melibatkan kader desa, kepala dusun, dan RT untuk memantau kondisi anak-anak berisiko stunting agar mendapatkan asupan gizi yang cukup. Para ibu yang memiliki anak stunting juga diberikan makanan tambahan yang bisa dijemput langsung di rumah kader.
Menurut Anwari, kondisi geografis wilayah Pinembani yang berbukit menjadi tantangan tersendiri dalam distribusi makanan tambahan. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat tim kesehatan dan para kader dalam menjalankan tugasnya.
“Melalui kolaborasi lintas sektor ini, kami berharap upaya pencegahan dan penanganan stunting semakin optimal, sehingga generasi muda di Pinembani dapat tumbuh sehat dan cerdas,” pungkasnya.LIA