PALU, MERCUSUAR – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah mencanangkan Trigatra Bangun Bahasa di dua sekolah di Kota Palu, Rabu (24/9/2025). Dua sekolah tersebut yaitu SD Unggulan Putra Kaili Permata Bangsa dan SMP Negeri 19 Palu.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, S.Sos., M.Si., mengatakan pencanangan ini bertepatan dengan persiapan Bulan Bahasa dan Sastra yang diperingati setiap Oktober sebagai bagian dari momentum Sumpah Pemuda. Menurutnya, Trigatra Bangun Bahasa menekankan tiga hal penting, yakni mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing.

“Kami harapkan dengan kegiatan yang dilaksanakan di dua sekolah, pencanangan dan penandatanganan Trigatra Bangun Bahasa tujuannya bagaimana kita mengajak seluruh institusi dan juga ekosistem di satuan pendidikan untuk mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah dan menguasai bahasa asing,” ujar Hafidz.

Ia berharap pihak sekolah bersama dukungan Dinas Pendidikan akan berkomitmen tinggi untuk mengutamakan bahasa Indonesia, baik di ruang publik maupun di tata naskah dinas. “Sehingga penguatan bahasa Indonesia betul-betul didukung oleh instansi pemerintah daerah dan satuan pendidikan,” lanjutnya.

Menurut Hafidz, upaya pelestarian bahasa daerah dapat dilakukan melalui Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) dengan berbagai pendekatan, baik muatan lokal maupun aktivitas lomba yang dilakukan di sekolah, seperti pidato, kesenian, dan lainnya. “Penguasaan bahasa daerah sudah masuk dalam manajemen talenta yang akan diberikan apresiasi dan akan digunakan sebagai jalur prestasi,” katanya.

Dalam Trigatra Bangun Bahasa, khususnya Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa persatuan yang harus dijunjung tinggi sehingga pertama yang harus diutamakan adalah bahasa Indonesia di ranah formal. “Saya senang di lingkungan sekolah, bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa yang utama,” ujarnya.

Di sekolah juga sudah menggunakan tiga bahasa yaitu Indonesia, Kaili, dan Inggris. Hafidz menegaskan, bahasa daerah menjadi unsur penting kekayaan budaya karena di dalamnya terkandung nilai-nilai, karakter, dan kearifan lokal yang harus dilestarikan agar tidak punah.

“Terima kasih karena di SD Unggulan Putra Kaili Permata Bangsa sudah diterapkan sebagai muatan lokal dan aktivitas permainan dan lainnya. Saya yakin dengan pengenalan bahasa daerah kepada anak sejak dini menanam rasa bangga terhadap bahasa daerah, memahami bahasa daerah dan juga nantinya akan melestarikan,” urainya.

Lebih lanjut Hafidz menekankan, sebagai masyarakat global bagian dari dunia internasional, penguasaan bahasa asing diperlukan. “Untuk mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan dan literasi, dan lainnya, anak-anak bisa memahami. Menguasai kemampuan dalam penguasaan bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa asing ini akan menjadi kemampuan kompetensi seseorang untuk meningkatkan pengetahuan dirinya, teknologi dan informasi lainnya dan kesempatan untuk bersaing dengan yang lain,” jelasnya.

“Selamat adik-adik semuanya yang telah belajar bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing. Ini sejalan dengan program yang diusung oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang kita kenal dengan Trigatra Bangun Bahasa yaitu utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing,” katanya lagi.

Hafidz mengaku bangga karena dua sekolah di Palu dicanangkan sebagai sekolah unggulan yang menerapkan Trigatra Bangun Bahasa. “Nantinya di ruang-ruang informasi ada tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Kaili, dan juga bahasa asing baik Inggris, Arab, Cina, Prancis atau lainnya, sehingga anak-anak bisa membaca informasi dengan tiga bahasa sekaligus sebagai pengetahuan di bidang bahasa, karena literasi adalah pondasi seseorang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan wawasan. Tentu literasi tidak hanya dari membaca dan menulis, namun bisa memahami apa yang menjadi sumber bacaan untuk diterapkan dalam kehidupan,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, Hardi, sangat mengapresiasi program-program strategis dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia, bekerja sama dengan Balai Bahasa.

Menurut Hardi, kerja sama dalam melestarikan bahasa daerah, mengutamakan bahasa Indonesia, dan mempelajari bahasa asing telah terbangun bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Balai Bahasa.

“Walaupun pencanangannya baru di dua sekolah, salah satu bahasa daerah yang hampir punah yaitu bahasa Kaili sehingga upaya-upaya yang dilakukan mengandeng Dinas Pendidikan yang memiliki tempat strategis dimana pendidikan formal mulai SD sampai SMP diutamakan, dan di momen-momen masyarakat akan dikembangkan,” jelasnya.

Ia menambahkan, pemerintah Kota Palu sudah menerbitkan buku muatan lokal bahasa Kaili yang berbasis dialek dan telah disebar ke sekolah-sekolah. “Saat ini sedang menyusun bahasa daerah Kaili bersama penerbit lainnya, sehingga bahasa daerah bisa ada di satuan pendidikan. Intinya pemerintah Kota Palu melestarikan kearifan lokal,” ungkap Hardi.

“Selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu sangat berterima kasih kepada kementerian karena telah menempatkan Kota Palu sebagai salah satu tempat untuk pilot project dari Trigatra Bangun Bahasa. Mari kita gunakan bahasa Indonesia, kita lestarikan bahasa daerah dan kita kuasai bahasa asing,” tutupnya.

Pencanangan trigatra bangun bahasa ditantai dengan penandatangan prasasti oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin.TIN