DONGGALA, HAWA — Pemerintah Kabupaten Donggala meluncurkan program inovatif untuk menekan angka stunting melalui pendekatan berbasis keluarga dan pangan lokal. Program unggulan ini melibatkan kader PKK, Petugas Lapangan KB (PLKB), serta Tim Pendamping Keluarga agar menyasar langsung rumah tangga berisiko stunting.

Plt Kepala Dinas P2KB Donggala, Dudi Utomo Adi, menjelaskan dua program utama yang digerakkan, yakni Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) dan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING). Menurutnya, kedua program ini hadir untuk memperkuat intervensi pemerintah dalam mendorong keluarga menjalani pola hidup sehat.

“Salah satu inovasi kami adalah program Dapur Sehat Atasi Stunting yang menghadirkan edukasi pangan lokal dan pendampingan keluarga berisiko stunting melalui kader PKK, PLKB, serta Tim Pendamping Keluarga,” kata Dudi, Kamis (2/10/2025).

DASHAT berjalan di desa-desa dengan kegiatan memasak bersama, edukasi gizi, dan pembinaan ekonomi keluarga. Melalui aktivitas ini, masyarakat terbiasa mengonsumsi pangan bergizi seimbang berbasis lokal. Selain itu, program ini juga membantu keluarga memahami pentingnya pengolahan makanan sehat dengan bahan yang mudah diperoleh di sekitar mereka.

Sementara itu, program GENTING diluncurkan untuk memperkuat partisipasi masyarakat. Pemkab Donggala menyiapkan surat edaran bupati guna mendorong keterlibatan warga dalam mendampingi anak-anak berisiko stunting. Konsep orang tua asuh dihadirkan agar masyarakat dapat memberikan dukungan gizi, perhatian, dan pola asuh sehat.

“Dengan adanya program inovasi lokal, kami berharap angka stunting di Donggala bisa turun lebih cepat sesuai target nasional,” ujar Dudi.

Program DASHAT dan GENTING menjadi bukti sinergi pemerintah daerah dengan masyarakat dalam mempercepat pencapaian target penurunan stunting. Pendekatan berbasis keluarga dan pangan lokal diharapkan mampu menjadi model yang konsisten diterapkan di wilayah lain.

Sebagai informasi, target nasional penurunan stunting tahun 2024 ditetapkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebesar 14 persen. Upaya ini dapat memberi kontribusi signifikan dalam pencapaian tersebut.*/LIA