DONGGALA, HAWA — Donggala berhasil tekan stunting lebih cepat dari rata-rata nasional setelah prevalensi turun signifikan dari 29,6% pada 2024 menjadi 18,1% pada 2025.

Plt Kepala Dinas P2KB Donggala, Dudi Utomo Adi, menyampaikan data terbaru pada Kamis (2/10/2025). Ia menjelaskan, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka stunting di Donggala semula 29,6%. Namun, data Sigizi Terpadu Triwulan II 2025 mencatat penurunan hingga 18,1% per 2 September 2025.

“Penurunan ini menunjukkan tren positif. Hanya dalam dua tahun, angka stunting di Donggala turun 11,5%,” kata Dudi.

Menurut dia, capaian tersebut merupakan hasil strategi lintas sektor yang digerakkan pemerintah daerah. Pemerintah memperkuat promosi pencegahan stunting, mengintegrasikan penyuluhan sejak remaja hingga periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), serta mendorong advokasi di berbagai instansi.

Selain itu, perangkat daerah diminta melibatkan program masing-masing sektor dalam pencegahan stunting. Dudi menilai langkah ini penting karena stunting berkaitan dengan kesehatan, pendidikan, sanitasi, dan pola konsumsi masyarakat.

“Sinergi lintas sektor menjadi kunci. Kami melibatkan seluruh perangkat daerah untuk memastikan pesan pencegahan sampai ke masyarakat,” ujar Dudi.

Ia menambahkan, angka 18,1% saat ini sudah mendekati target nasional 14% yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. Dengan tren penurunan yang konsisten, Donggala hanya perlu menurunkan 4,1% lagi agar selaras dengan target nasional.

Sementara itu, Dudi menegaskan pemerintah daerah akan terus mengawal program intervensi agar capaian ini berlanjut. Ia menyebut, konsistensi dalam promosi kesehatan dan koordinasi antarinstansi akan menentukan keberhasilan jangka panjang.*/LIA