DONGGALA, HAWA — Pemerintah Kabupaten Donggala mengandalkan desa dan keluarga untuk mempercepat penurunan angka stunting. Desa berperan sebagai penggerak utama program, sementara keluarga menjadi pelaku langsung perubahan perilaku gizi.

Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Donggala, Dudi Utomo Adi, menegaskan strategi ini saat menghadiri kegiatan percepatan penanganan stunting pada Kamis (2/10).

“Desa adalah lokomotif kegiatan dengan dukungan dana dan kebijakan, sementara keluarga merupakan subjek utama penerima sekaligus pelaku perubahan perilaku dalam pencegahan stunting,” kata Dudi.

Sejumlah program desa mendukung langkah Donggala turunkan angka stunting. Pemanfaatan Dana Desa diarahkan untuk kegiatan posyandu, pemberian makanan tambahan bagi balita dan ibu hamil, penyediaan air bersih, sanitasi, serta pelatihan kader kesehatan. Selain itu, desa melaksanakan Rembuk Stunting, yaitu forum musyawarah desa yang menetapkan kegiatan prioritas pencegahan stunting.

Program lain yang berjalan di tingkat desa adalah Kampung KB dan Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting). Kegiatan ini menyediakan layanan gizi keluarga, edukasi pola asuh, serta pembinaan ekonomi rumah tangga. Sementara itu, peran PKK Desa turut mendorong gerakan keluarga sejahtera melalui kegiatan kesehatan ibu-anak dan edukasi konsumsi pangan bergizi.

Pada tingkat keluarga, strategi Donggala turunkan angka stunting dilakukan melalui program 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Program ini memberikan pendampingan gizi sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Selain itu, ada Bina Keluarga Balita (BKB) yang fokus pada penyuluhan pola asuh, pemantauan tumbuh kembang anak, dan edukasi gizi.

Pemerintah juga menyiapkan program Bina Keluarga Remaja (BKR) agar generasi muda memahami kesehatan reproduksi dan siap menjadi calon orang tua yang sehat.

“Program keluarga juga mencakup pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dengan kondisi Kurang Energi Kronis maupun balita gizi kurang, serta edukasi pola makan melalui gerakan Isi Piringku dan konsumsi pangan lokal bergizi seimbang,” jelas Dudi.

Seluruh langkah tersebut sejalan dengan kebijakan BKKBN yang mendorong keterlibatan desa dan keluarga sebagai ujung tombak percepatan penurunan stunting. Pemerintah Donggala menekankan sinergi lintas sektor agar program berjalan berkelanjutan di seluruh wilayah kabupaten.*/LIA