JAKARTA, HAWA – Data terbaru dari World Bank menunjukkan India menjadi negara dengan jumlah penduduk miskin tertinggi pada tahun 2024.
Berdasarkan definisi kemiskinan ekstrem yaitu hidup dengan pendapatan kurang dari $2,15 per hari. Sekitar 692 juta orang di dunia berada dalam kondisi tersebut. Sub-Saharan Africa menyumbang 67% dari populasi miskin ekstrem ini.
Menurut estimasi World Bank dan data populasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk tahun 2024, India memiliki sekitar 187,8 juta penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem.
Republik Demokratik Kongo (DRC) menempati posisi kedua dengan sekitar 86,2 juta orang, lalu Nigeria mengikuti dengan 71,9 juta orang. Negara-negara lain dalam daftar termasuk Mozambique (25,8 juta), Malawi (15,2 juta), Niger (13,7 juta), Sudan Selatan (9,8 juta), dan Burundi (9,1 juta).
“DRC termasuk di antara lima negara termiskin di dunia. Sekitar 73,5% penduduk Kongo hidup dengan kurang dari $2,15 per hari pada 2024,” demikian laporan resmi dari World Bank DRC Overview.
Wilayah Sub-Saharan Africa menjadi wilayah yang paling terdampak, menyumbang dua pertiga dari jumlah penduduk miskin ekstrem dunia
Berbagai faktor memengaruhi kondisi ini, seperti konflik berkepanjangan, ketidakstabilan politik, lambatnya pertumbuhan ekonomi. Selain itu, serta meningkatnya tekanan inflasi sejak pandemi COVID-19 dan invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.
Metode perhitungan jumlah penduduk miskin menggabungkan persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem. Data populasi terbaru dari United Nations World Population Prospects 2024. Survei beberapa tahun lalu mengumpulkan data kemiskinan, sehingga angka yang dipublikasikan merupakan estimasi terbaik berdasarkan data yang tersedia.
Menurut laporan Poverty, Prosperity, and Planet 2024 dari World Bank, meskipun terjadi penurunan jumlah penduduk miskin ekstrem dari sekitar 700 juta orang menjadi 692 juta pada 2024, kemajuan pengurangan kemiskinan melambat.
Pada tahun 2030, World Bank memproyeksikan masih sekitar 622 juta orang akan hidup dalam kondisi kemiskinan ekstrem jika kondisi ekonomi global tidak membaik secara signifikan.ECA