JAKARTA, HAWA – Menjelang pelaksanaan salat Idul Adha, banyak masjid dan mushala mulai menyiapkan khutbah Idul Adha 2025. Khutbah ini menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan hari raya kurban karena menyampaikan pesan spiritual, sosial, dan kemanusiaan. Perempuan Muslimah juga memegang peran penting dalam menciptakan suasana rumah yang mendukung penerapan nilai-nilai kurban.
Berikut contoh khutbah Idul Adha 2025 yang bisa digunakan oleh para khatib di berbagai wilayah Indonesia:
Mukadimah (Pembukaan)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Lā ilāha illallāh, wallāhu akbar
Allāhu akbar walillāhil ḥamd
Segala puji hanya bagi Allah SWT. Kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan-Nya. Kita berlindung kepada-Nya dari keburukan diri dan amal perbuatan kita. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabat, dan umatnya hingga hari kiamat.
Isi Khutbah (Bagian 1 – Keteladanan dan Ketaatan)
Ma’āsyiral Muslimīn, rahimakumullāh,
Hari ini, kita berkumpul dalam suasana Idul Adha, hari yang Allah muliakan, hari ketika umat Islam di seluruh dunia memperingati pengorbanan agung yang dilakukan Nabi Ibrahim AS dan putranya Ismail AS. Dalam ketaatan mutlak, Nabi Ibrahim siap menyembelih anaknya sendiri demi menjalankan perintah Allah. Ismail pun berserah, tanpa ragu, sebagai bentuk keikhlasan yang sempurna.
Dari peristiwa ini, kita belajar bahwa ketaatan sejati menuntut pengorbanan. Dalam kehidupan modern, bentuk pengorbanan tidak selalu dalam rupa fisik. Sering kali, kita perlu mengorbankan ego, waktu, kenyamanan, bahkan kepentingan pribadi demi keluarga, masyarakat, dan kebaikan bersama.
Isi Khutbah (Bagian 2 – Relevansi Sosial & Ekonomi Saat Ini)
Saudara-saudaraku,
Di tengah situasi ekonomi yang belum stabil, banyak saudara kita yang bergulat dengan kesulitan hidup. Harga bahan pokok naik, lapangan kerja menyempit, dan ketimpangan sosial semakin terasa. Dalam kondisi ini, semangat kurban harus kita hidupkan sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas sosial.
Berkurban bukan sekadar menyembelih hewan. Berkurban berarti menyisihkan sebagian harta yang mungkin kita butuhkan untuk orang lain yang lebih membutuhkan. Dalam banyak rumah tangga, para ibu yang mengatur pengeluaran dan menyusun prioritas pengorbanan keluarga. Peran mereka menjadi penopang ibadah ini agar tetap bisa berjalan walau dalam keterbatasan.
Isi Khutbah (Bagian 3 – Peran Keluarga dan Pendidikan Nilai Kurban)
Ma’āsyiral Muslimīn,
Mari kita tanamkan semangat kurban dalam keluarga. Ajak anak-anak memahami arti memberi, bukan hanya menerima. Tunjukkan kepada mereka bahwa daging kurban bukan sekadar makanan, melainkan simbol cinta, keadilan, dan keberkahan.
Ibu-ibu, perempuan-perempuan tangguh dalam rumah tangga, selama ini mengambil peran sentral dalam menyiapkan kebutuhan hari raya, membagi daging ke tetangga, menyambut tamu, dan mengajarkan nilai-nilai kebaikan. Ini adalah bentuk kurban yang tidak kalah mulia.
Penutup dan Doa
Jamaah Idul Adha yang dimuliakan Allah,
Mari kita jadikan Idul Adha sebagai titik tolak untuk memperkuat ketakwaan dan kepedulian sosial. Mari kita berdoa agar Allah menerima kurban kita, mengampuni dosa kita, dan memberikan kekuatan untuk menjadi hamba yang taat dan bermanfaat bagi sesama.
Doa:
Allāhumma taqabbal minnā wa minkum
Allāhumma ajirnā minan-nār
Allāhummaj‘alnī wa aiyākum minal muttaqīn
Āmīn, yā Rabbal ‘ālamīn
Panduan tambahan mengenai khutbah resmi dan pelaksanaan kurban dapat diakses melalui Kementerian Agama.