JAKARTA, HAWA – Umat Islam di seluruh dunia mulai melaksanakan berbagai amalan Dzulhijjah menjelang Hari Raya Idul Adha. Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah termasuk dalam waktu yang sangat utama dalam Islam. Para ulama menyebut periode ini sebagai kesempatan emas untuk memperbanyak ibadah dan amal saleh.

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melakukan amalan Dzulhijjah seperti puasa sunnah, salat sunnah, memperbanyak zikir, dan membaca Al-Qur’an. Puasa pada tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah, khususnya puasa Arafah pada tanggal 9, memiliki keutamaan yang besar. Nabi SAW menyebut puasa Arafah dapat menghapus dosa dua tahun, sebagaimana tercantum dalam hadis riwayat Muslim.

Tak hanya puasa, amalan lain yang sangat dianjurkan adalah memperbanyak bacaan takbir, tahmid, tahlil, dan istighfar. Ucapan-ucapan ini mencerminkan bentuk penghambaan kepada Allah SWT dan menjadi salah satu cara umat Islam menyiapkan diri menyambut Hari Raya Idul Adha.

Selain ibadah individu, banyak umat Islam juga memilih untuk memperbanyak sedekah dan membantu sesama. Memberikan bantuan kepada fakir miskin atau menyumbangkan hewan kurban menjadi bentuk kepedulian sosial yang bernilai ibadah tinggi. Kegiatan ini mempererat silaturahmi dan memperkuat solidaritas di tengah masyarakat.

Banyak orang juga memanfaatkan momen ini untuk bersedekah, membantu fakir miskin, serta mempererat silaturahmi. Amalan Dzulhijjah tidak hanya berdampak pada aspek spiritual, tetapi juga memperkuat hubungan sosial di tengah masyarakat.

Kementerian Agama mendorong umat Islam untuk mengisi awal Dzulhijjah dengan kegiatan positif yang memperkuat iman. Panduan resmi mengenai ibadah di bulan Dzulhijjah dapat diakses melalui Kementerian Agama.LIA