DAMASKUS, HAWA — Serangan udara Israel menghantam Damaskus pada 16 Juli 2025, menargetkan markas Kementerian Pertahanan Suriah dan area di sekitar istana presiden. Serangan tersebut juga menyasar fasilitas militer di wilayah selatan Suriah.

Militer Israel mengonfirmasi bahwa serangan ini menargetkan sejumlah titik strategis, termasuk pos senjata dan kendaraan lapis baja. Serangan dilakukan setelah meningkatnya ketegangan antara kelompok Druze dan pasukan pemerintah Suriah di Suweida.

Juru bicara Tentara Pertahanan Israel menyatakan bahwa pasukan Suriah gagal menghentikan serangan terhadap komunitas Druze.

“Kami tidak akan membiarkan Suriah selatan menjadi benteng teror,” ujar pihak militer, dikutip Reuters pada Rabu.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa’ar menegaskan bahwa Israel ingin menjaga stabilitas wilayah selatan Suriah yang berbatasan langsung dengan negaranya.

“Kami ingin mempertahankan status quo dan mencegah ancaman,” katanya.

Serangan ini memicu kecaman dari Pemerintah Suriah.

“Ini adalah eskalasi berbahaya,” kata pernyataan resmi pemerintah.

Suriah menegaskan akan menggunakan seluruh cara yang terjamin hukum internasional untuk mempertahankan kedaulatan wilayahnya.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres turut menyampaikan kecaman terhadap aksi Israel. Ia menyerukan penghentian seluruh pelanggaran terhadap kedaulatan Suriah dan memperingatkan dampaknya terhadap stabilitas kawasan.

Laporan mengenai korban jiwa masih simpang siur. Mengutip Kementerian Kesehatan Suriah yang mencatat tiga korban tewas dan 34 luka-luka. Sumber lain melaporkan jumlah berbeda, berkisar antara satu hingga sepuluh orang tewas, sebagian besar dari pasukan pemerintah.

Konflik bermula dari gagalnya gencatan senjata antara milisi Druze dan pasukan pemerintah Suriah di Suweida. Bentrokan tersebut menyebabkan lebih dari 30 orang tewas. Sebagai respons, Israel meningkatkan serangan untuk melindungi komunitas Druze, yang memiliki hubungan historis dengan negara tersebut.

Menurut Kementerian Pertahanan Israel, serangan ini merupakan bagian dari strategi mencegah munculnya kelompok bersenjata yang mengancam wilayah perbatasan utara Israel.LIA