PALU, HAWA.ID – Program Sekolah Parlemen Muda (SPM) yang digelar oleh YOU-WIN Project bekerja sama dengan Yayasan Sikola Mombine dan DPRD Kota Palu memberikan kesempatan secara eksklusif kepada lima anak muda Palu untuk mengamati secara langsung proses legislasi di DPRD kota Palu selama kurang lebih tiga bulan.
Dari 52 pendaftar, hanya lima peserta yang terpilih untuk mengikuti SPM yang bertujuan meningkatkan literasi politik anak muda Kota Palu dan melatih mereka sebagai observer di DPRD Kota Palu.
Peserta SPM mendapat kesempatan untuk memahami proses legislatif, menghadiri rapat-rapat DPRD, serta melakukan observasi langsung di dalamnya. Sehingga, para peserta dari program ini akan melihat bagaimana para representatif wakil rakyat dalam menyuarakan suara kita di parlemen hingga terjun langsung melakukan reses di daerah pemilihannya (Dapil).
“Kami ingin anak muda tidak hanya memahami politik dari teori di kampus, tetapi juga melihat langsung praktiknya di DPRD,” ujar Nur Safitri Lasibani, Program Manager YOU-WIN Project.
Nur juga menambahkan bahwa keterlibatan anak muda sangat penting dalam menciptakan kader pemimpin inklusif di masa depan.
Menurutnya, SPM lahir dari hasil co-desain yang melibatkan lebih dari 20 anak muda dengan tiga temuan utama.
“Pertama, mereka menyadari pentingnya memahami praktik politik secara langsung. Kedua, ada kebutuhan untuk advokasi kebijakan. Ketiga, mereka ingin kampanye publik yang lebih kuat,” tambah Nur Safitri
Salah satu peserta SPM, Audrey Lima Wongsonegoro, mahasiswi Matematika dari Fakultas MIPA, mengungkapkan ketertarikannya pada program ini karena memberikan kesempatan untuk berkantor di DPRD Kota Palu. Meskipun tidak berlatar belakang politik, ia ingin mengeksplorasi dunia kerja di luar bidang akademiknya.
“Program ini membuka wawasan saya terhadap pemerintahan dan politik. Saya jadi tahu bagaimana proses yang terjadi di dalam gedung DPRD, sesuatu yang sebelumnya jauh dari kehidupan saya.” ujar Audrey.
Peserta lainnya, Rifal yang aktif sebagai Fasilitator Forum Anak Nosarara Kota Palu, mengungkapkan bahwa menjadi bagian dari SPM karena banyaknya isu politik yang berkaitan dengan anak dan perempuan.
Rifal juga senang dengan program ini karena ada pelatihan-pelatihan yang diberikan, seperti pelatihan Analisis Anggaran, Active Citizenship, Jurnalisme Warga, dan pelatihan-pelatihan lainnya. Sehingga Rifal berharap dapat memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai peran DPRD dan kebijakan-kebijakan yang mereka buat melalui luaran dari pelatihan yang didapatkan.
“Saat saya menghadiri rapat pansus, saya baru tahu bahwa masyarakat sebenarnya bisa mendapatkan bantuan hukum, tetapi banyak yang tidak tahu hak tersebut. Ini yang perlu kami sampaikan melalui media sosial dan kampanye publik,” kata Rifal.
Melalui program ini, diharapkan kelima peserta terpilih yang tiga diantaranya adalah Nawir A. Lamanda (freelancer research assistant), Nur Amalia (mahasiswa FISIP-Untad), dan Ni Wayan Gita Santi Para Mita (fresh graduate FMIPA-Untad) menjadi generasi muda yang dapat memberikan contoh sebagai role model serta agen perubahan dalam perpolitikan lokal, khususnya dalam mengawal kebijakan serta memperjuangkan keterwakilan yang lebih inklusif dan partisipatif di legislatif.NAWIR