SEOUL, HAWA — Pemilu Korea Selatan 2025 resmi digelar pada 3 Juni sebagai pemilu mendadak setelah pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol. Komisi Pemilihan Nasional menjadwalkan pemilu lebih awal dari jadwal seharusnya pada Maret 2027.
Lee Jae-myung dari Partai Demokrat memenangkan Pemilu Korea Selatan dengan perolehan 49,42% suara. Ia mengalahkan Kim Moon-soo dari Partai Kekuatan Rakyat yang meraih 41,15%. Komisi mencatat partisipasi pemilih sebesar 79,38%, tertinggi sejak 1997.
Pemilu ini berlangsung tanpa masa transisi. Lee langsung menjabat pada 4 Juni 2025 setelah Komisi Pemilihan Nasional mengumumkan hasil resmi. Konstitusi Korea Selatan mengatur bahwa presiden hasil pemilu sela menjabat segera setelah pengumuman hasil.
Lee merupakan mantan pengacara hak asasi manusia dan mantan gubernur Provinsi Gyeonggi. Dalam kampanye, ia menekankan pentingnya pemulihan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan pendekatan dialog dengan Korea Utara. Ia juga menyatakan dukungan terhadap kerja sama strategis dengan Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok.
Sementara itu, Kim Moon-soo menawarkan pendekatan berbeda. Ia mengusung kebijakan konservatif yang menekankan keamanan nasional dan iklim ekonomi pro-bisnis. Setelah pengumuman hasil, Kim mengakui kekalahan dan menyampaikan selamat kepada presiden terpilih.
Pemilu Korea Selatan kali ini menjadi sorotan karena berlangsung di tengah krisis politik besar. Keputusan Presiden Yoon Suk Yeol untuk memberlakukan darurat militer pada Desember 2024 memicu proses pemakzulan yang akhirnya memicu pemilu lebih cepat.
Fenomena unik juga muncul dalam pemilu ini. Sejumlah selebritas seperti Park Bo-young dan anggota grup ATEEZ menunjukkan jari bertinta sebagai bukti mencoblos. Aksi ini ramai dibagikan di media sosial, memberi warna tersendiri pada pelaksanaan pemilu.LIA